Bank Dunia: Kerusakan Akibat Gempa di Turki Mencapai Rp 515 Triliun
Biaya rekonstruksi diperkirakan mencapai dua kali lipat dari kerugian itu.
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Gempa bumi dahsyat pada 6 Februari dan gempa susulan yang melanda Turki selatan telah menyebabkan kerusakan senilai lebih dari US$34 miliar (setara Rp 515 triliun) di negara itu, kata Bank Dunia pada hari Senin (27/2).
Jumlah tersebut setara dengan empat persen dari PDB Turki pada tahun 2021, kata lembaga yang berbasis di Washington itu, menambahkan bahwa perkiraan tersebut tidak memperhitungkan biaya rekonstruksi yang “berpotensi dua kali lebih besar,” kata sebuah pernyataan.
Perkiraan tersebut juga tidak memperhitungkan kerusakan yang terjadi di Suriah utara, terutama yang terkena dampak gempa bumi, dengan perkiraan Bank Dunia tentang biaya yang akan dikeluarkan pada hari Selasa (28/2).
Bank Dunia memperingatkan bahwa gempa susulan yang terus berlanjut cenderung meningkatkan jumlah total kerusakan akibat bencana tersebut.
“Bencana ini berfungsi sebagai pengingat akan tingginya risiko gempa bumi di Turki dan kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur publik dan swasta,” kata Humberto Lopez, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Turki.
Bank Dunia juga memperkirakan bahwa 1,25 juta orang kehilangan tempat tinggal sementara karena kerusakan bangunan tempat tinggal.
Ditambahkan bahwa kerusakan langsung pada bangunan tempat tinggal menyumbang 53 persen dari perkiraan, dengan 28 persen kerusakan terlihat pada bangunan non hunian dan sisanya pada infrastruktur seperti jalan dan jembatan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...