Bank Dunia: Negara Berkembang Kencangkan Sabuk Pengaman
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Bank Dunia memperingatkan negara-negara berkembang di seluruh dunia, Rabu (10/6), untuk waspada menapaki jalan berbatu ke depan karena langkah-langkah Amerika Serikat (AS) menuju pengetatan kebijakan moneter dan penguatan dolar.
"Kami menasihati negara-negara, terutama negara-negara berkembang untuk mengencangkan sabuk pengamannya," kata Ekonom Bank Dunia, Kaushik Basu.
Basu mendesak Bank Sentral AS (Fed) untuk menunda kenaikan suku bunga hingga tahun depan, agar memberikan lebih banyak ruang bernapas terhadap ekonomi global yang tumbuh lambat.
Dalam prospek pertumbuhan dunia terbaru, Bank Dunia memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan 2015 menjadi 2,8 persen, dibandingkan dengan ekspansi 3,0 persen yang diperkirakan pada Januari.
Penurunan tingkat pertumbuhan itu terutama disebabkan kontraksi AS pada kuartal pertama, pembalikan yang lambat di Eropa dan Jepang, serta pelambatan di Tiongkok.
Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi negara berkembang dan negara miskin. Menurut Bank Dunia, tantangan-tantangan ini bisa menjadi lebih sulit karena ekonomi AS berbalik naik (rebound) dan Fed mempertimbangkan menaikkan suku bunga.
Lebih lanjut, seperti yang terjadi, akan ada volatilitas yang lebih di pasar global dan ekonomi akan menderita lebih lemah.
Negara-negara akan membayar lebih besar untuk meminjam. Investasi yang masuk akan sulit untuk ditarik, efektif menambah lebih banyak tekanan turun pada mata uang yang telah turun secara signifikan terhadap dolar selama tahun lalu.
Basu mengambil pandangan rekan-rekannya di Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa AS dan ekonomi global akan lebih baik jika Fed mempertahankan suku bunga acuan federal fund pada tingkat nol hingga awal tahun depan.
"Jika saya menasihati Fed AS, saya merekomendasikan (kenaikan suku bunga) terjadi tahun depan, bukan akhir tahun ini," kata dia.(AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...