Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014 Melambat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bank Dunia dalam laporan triwulan terbaru memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 akan mengalami perlambatan dan hanya mencapai 5,3 persen.
"Bank Dunia memprediksi pertumbuhan PDB Indonesia turun dari level 5,6 persen di 2013 menjadi 5,3 persen di 2014," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves dalam pemaparan di Jakarta, Senin (16/12).
Chaves menjelaskan salah satu alasan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Bank Dunia adalah adanya penurunan investasi—hanya tumbuh 4,5 persen di triwulan III-2013—terutama untuk alat berat dan industri mesin.
Selain itu, risiko lainnya adalah rencana penghapusan stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan membuat kondisi pasar modal dunia terus bergejolak dan menghambat akses Indonesia terhadap dana eksternal.
"Pertumbuhan konsumsi domestik yang selama ini cukup tangguh juga diperkirakan akan melemah. Proyeksi keuangan juga terlihat rentan akibat belanja subsidi BBM," kata Chaves.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk memperkuat stabilitas makro jangka pendek, terutama lewat penyesuaian kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah.
Namun, ia menambahkan, untuk meningkatkan perdagangan dan merangsang laju pertumbuhan jangka panjang, yang diperlukan adalah reformasi struktural yang lebih luas.
"Indonesia telah melewati tahun penuh tantangan dengan jatuhnya permintaan ekspor dan harga komoditas, selain pasar modal yang bergejolak dan sulitnya memperoleh dana eksternal. Namun, kebijakan moneter telah mendukung penyesuaian ekonomi," katanya.
Ia menambahkan Indonesia akan menerima manfaat bila pemerintah berfokus pada investasi yang bersifat jangka panjang, karena Indonesia memerlukan lebih banyak investasi dan supaya tidak sepenuhnya bergantung pada kebijakan moneter.
"Langkah-langkah perbaikan terhadap iklim usaha sangat penting untuk menarik investasi. Membuat peraturan perdagangan dan logistik lebih sederhana juga dapat membantu meningkatkan ekspor," katanya.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan akan menyusut dari 3,5 persen terhadap PDB (31 miliar dolar AS/ Rp 374 triliun) pada 2013 menjadi 2,6 persen terhadap PDB (23 miliar dolar AS/Rp 278 triliun) pada 2014, akibat lemahnya pertumbuhan impor dan peningkatan permintaan ekspor secara moderat.
Sebagai upaya menyikapi defisit neraca transaksi berjalan dalam jangka panjang, yang diperlukan bukan menekan nilai impor, namun dengan menaikkan ekspor dan mengamankan ketersediaan dana eksternal, terutama melalui investasi asing langsung (FDI). (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...