Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 11:53 WIB | Jumat, 30 Oktober 2015

Banyak Spekulasi Pasar, Rupiah Jumat Pagi Melemah Rp 13.651

Ilustrasi rupiah. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak melemah 36 poin menjadi Rp 13.651 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.615 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak dengan volatilitas yang tinggi cenderung melemah di tengah banyaknya spekulasi dari akan dinaikannya suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) hingga pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate)," ujar analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat (30/11).

Menurut dia, The Fed yang memberi sinyal akan menaikan suku bunga di bulan Desember 2015 mendatang membuat pelaku pasar uang berhati-hati untuk masuk ke aset mata uang berisiko, salah satunya nilai tukar rupiah.

Sementara spekulasi penurunan suku bunga acuan BI menambah ketidakpastian bagi pelaku pasar untuk me-rebalancing asetnya.

"Di tengah kondisi itu, pelaku pasar cenderung mengurangi aset yang memiliki risiko tinggi, sehingga rupiah mengalami tekanan," katanya.

Kendati demikian, ia mengharapkan bahwa pemerintah Indonesia yang telah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam rangka mendorong perekonomian domestik dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah stabil ke depannya.

"Pemerintah yang gencar meluncurkan kebijakan ekonomi untuk menopang perekonomian diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pasar sehingga potensi rupiah kembali terapresiasi cukup terbuka," ujarnya.

Ia juga mengharapkan bahwa laporan data ekonomi domestik pada kuartal ketiga tahun ini yang sedianya akan diumumkan pada awal November 2015 dapat mencatatkan hasil positif sehingga membuka peluang bagi rupiah untuk bergerak menguat.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa belum adanya kepastian kenaikan suku bunga The Fed menjadi salah satu pendorong nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap dolar AS.

"Saat ini situasinya masih belum pasti, sinyal kenaikan suku bunga AS pada Desember mendatang bisa saja meleset dari proyeksi," katanya. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home