Loading...
SAINS
Penulis: Kaviel Alawy 08:58 WIB | Sabtu, 08 Oktober 2016

Banyaknya Universitas Sulitkan Indonesia Memaksimalkan Pendidikan

Banyaknya Universitas Sulitkan Indonesia Memaksimalkan Pendidikan
Pemberian penghargaan simbolis dari Rektor UKI, Maruarar Siahaan (kanan) kepada Duta Besar Australia, Paul Grigson. (Foto-foto: Kaviel Alawy)
Banyaknya Universitas Sulitkan Indonesia Memaksimalkan Pendidikan
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Indonesia, Jumat (7/10).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - “Sistem pendidikannya sudah cukup baik, tapi sejujurnya Indonesia terlalu banyak memiliki universitas,” tutur Paul Grigson, Duta Besar Australia saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Kristen Indonesia pada hari Jumat (7/10).

Dalam kuliah umum tentang hubungan diplomatis Australia-Indonesia khususnya dalam hal pendidikan, Paul memuji pola pendidikan Indonesia yang berlangsung cukup baik. Namun, jumlah universitas di Indonesia yang terlampau banyak membuat konsentrasi di pendidikan menjadi kurang maksimal.

Dari 24 juta penduduk, Australia hanya mempunyai 40 universitas yang empat di antaranya (University of Melbourne, University of Queensland, Australian National University, University of New South Wales) masuk 100 universitas terbaik di dunia tahun ini. 

Dengan memiliki jumlah populasi sepuluh kali lipatnya, Indonesia mempunyai 400 universitas yang terbaiknya saja (Universitas Gadjah Mada) mengalami kesulitan untuk menembus daftar 500 universitas terbaik dunia (ini berdasarkan data yang diambil dari situs webometrics.info).

Selain membahas sistem pendidikan perguruan tinggi, Paul Grigson juga menyampaikan hal yang menarik tentang gaya hidup di kalangan pelajar Aus-Indo. Para pelajar Australia biasa meneruskan pendidikannya ke luar setelah menuntaskan pendidikan jenjang strata satu. Berbanding terbalik dengan pelajar Indonesia yang memimpikan melanjutkan sekolah ke luar negeri semuda mungkin.

Memiliki jumlah universitas yang tidak sedikit membutuhkan tenaga yang juga tidak sedikit. Butuh tenaga ekstra untuk menjalankan serta mengawasinya. Kejadian jual-beli ijazah yang dulu sempat marak pun jangan sampai muncul lagi. "Kanker ketidakjujuran pun (mencontek) juga harus cepat dapat disembuhkan," kata Grigson.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home