Banyuwangi Ajak Komunitas Ikuti Coffee Processing Festival
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Banyuwangi menggelar Coffee Processing Festival guna meningkatkan daya saing dan kualitas produk kopinya. Lewat acara itu komunitas kopi diajak mengenal proses pengolahan kopi yang bisa menghasilkan produk kopi dengan kualitas terbaik.
Festival digelar pada 16 - 17 Oktober 2018, di Rumah Kreatif Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, acara itu merupakan cara daerah agar pelaku usaha kopi bisa naik kelas atau meningkatkan kualitas, kemampuan, hingga daya saing produknya.
“Dengan event ini harapannya pekebun dan penggiat kopi bisa lebih tahu cara-cara mengolah kopi yang baik, sehingga mereka bisa memproduksi kopi yang benar-benar berkualitas,” kata Anas, seperti dilansir situs resmi banyuwangikab.go.id.
Ujungnya, bisa meningkatkan perekonomian pekebun kopi, industri kecil menengah (IKM), dan pelaku usaha kopi lainnya, “Gairah para konsumen atau penikmat kopi maupun kafe-kafe kopi di Banyuwangi saat ini patut disambut gembira, namun juga jadi tantangan bagi pelaku usaha alias produsen kopi khususnya UKM, bagaimana bisa menyajikan kopi dengan cita rasa tinggi sehingga diminati konsumen. Acara ini salah satu ikhtiarnya.”
Anas mengajak komunitas kopi, baik pelaku usaha maupun pencinta kopi yang berminat wirausaha kopi untuk ikut ambil bagian dalam festival ini. Para peserta akan mendapatkan wawasan tentang praktik pengolahan pascapanen kebun.
“Harapan kami dari pelatihan ini adalah tercapainya nilai tambah, baik dari penjual kopi sebagai bahan baku maupun telah menjadi produk kopi. Sedangkan bagi para pelaku usaha kafe atau kedai kopi bisa menambah wawasan sehingga mereka bisa membangun sinergi dengan petani untuk bersama-sama mengembangkan kopi rakyat yang berkualitas,” kata Anas.
Pelatihan Peserta Komunitas Kopi
Sih Wahyudi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), mengatakan pelatihan itu diperuntukkan 200 peserta dari komunitas kopi. Banyuwangi mengundang sejumlah pihak sebagai mitra sekaligus menjadi narasumber sesuai keahlian masing-masing. Antara lain pakar kopi dari Pusat Penelitian (Puslit) Kakao dan Kopi Indonesia Jember, kelompok tani kopi, pelaku bisnis kopi Indonesia, maupun para barista asal Banyuwangi.
“Pada hari pertama, pakar dari Puslit akan berbicara tentang pengenalan kopi, penanganan hama dan penyakit kopi, hingga proses pascapanen. Pascapanen ini meliputi identifikasi kopi, perambangan, sortasi, pulper, pengeringan, hingga honey process. Sangat detail nanti materinya, seperti penentuan size kopi, ukur kadar airnya, hingga penyimpanan dalam gudang,” Sih menjelaskan.
Pada hari kedua, para peserta akan memulai praktik roasting kopi, cupping, menyeduh kopi, hingga latte art. “Kami juga akan menggelar ngopi bareng Bupati Anas pada Selasa malam untuk memeriahkan acara. Di situ juga akan ditunjukkan kepiawaian barista Banyuwangi yang tergabung dalam Barres, Banyuwangi Barista Roaster Community,” kata Sih.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...