Barat Klaim Capai Kesepakatan Nuklir Sementara dengan Iran
LAUSANNE, SATUHARAPAN.COM - Iran dan enam negara kuat dunia telah mencapai kesepakatan sementara atas sejumlah poin utama perjanjian untuk membatasi program nuklir Teheran, menurut pernyataan sejumlah diplomat Barat dalam negosiasi di Swiss, Minggu (29/03).
Salah seorang diplomat mengatakan Iran “kurang lebih” sepakat untuk mengurangi jumlah mesin sentrifugal lebih dari dua pertiga jumlah awal dan mengekspor sebagian besar cadangan bahan baku nuklir negara tersebut.
Meski para negosiator di Lausanne berusaha mencapai garis-garis besar kesepakatan nuklir dengan tenggat waktu Selasa tengah malam waktu setempat, para diplomat memperingatkan segala sesuatunya bisa berubah. Kesepakatan akhir diharapkan dapat tercapai pada 30 Juni.
Namun, para diplomat Iran membantah kesepakatan sementara atas sejumlah poin utama telah tercapai, dan menegaskan bahwa laporan mengenai jumlah pasti mesin sentrifugal dan ekspor cadangan bahan baku nuklir merupakan “spekulasi jurnalistik.”
“Faktanya adalah kami akan mempertahankan sebagian besar mesin sentrifugal, tidak ada satu pun lokasi yang ditutup, terutama di Fordo. Ini merupakan poin utama negosiasi,” ujar diplomat Iran.
Seorang anggota senior tim negosiasi Iran mengatakan “publikasi informasi semacam ini oleh sejumlah media tertentu dari Barat ditujukan untuk menciptakan suasana untuk mengganggu proses negosiasi.”
Dari Washington dilaporkan Gedung Putih menantang sejumlah negosiator Iran untuk “membangkitkan retorika mereka” dan mencapai kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia sebelum tenggat waktu 31 Maret berakhir.
Iran dan enam negara kuat dunia telah mencapai kesepakatan sementara pada beberapa bagian dari kesepakatan yang secara ketat membatasi ambisi nuklir Teheran, tutur beberapa diplomat Barat di Lausanne, tempat sejumlah negosiator berlomba-lomba mencapai kesepakatan pada Selasa tengah malam.
“Kami sudah berunding selama lebih dari setahun dan akhirnya saatnya bagi Iran untuk menyampaikan kejelasan kepada masyarakat internasional terkait apakah mereka akan bersedia atau tidak untuk melaksanakan komitmen serius yang diperlukan,” tutur juru bicara Gedung Putih Josh Earnest dalam acara ‘This Week’ ABC.
Iran harus “pada dasarnya menghidupkan retorika mereka, bahwa mereka tidak berusaha memperkaya senjata nuklir. Jadi, jika mereka dapat melaksanakan komitmen tersebut, mereka harus mampu melakukannya pada akhir Maret,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPR AS John Boehner berjanji untuk “segera” menjatuhkan saksi baru terhadap Iran jika kesepakatan nuklir gagal dicapai.
“Sangat cepat. Dengarkan, sanksi akan diberlakukan,” tutur Boehner pada acara ‘State of the Union’ CNN.
Sementara itu BBC melaporkan Menteri luar negeri Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis sudah membatalkan acara lain untuk mengintensifkan pertemuan di Lausanne, Swiss.
Perwakilan dari Tiongkok, Rusia, dan Inggris juga hadir dalam perundingan tersebut.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan semua pihak sepakat dengan 'pendekatan setahap demi setahap' namun masalah yang menghambat kesepakatan masih tetap ada.
Pemerintah Teheran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan energi.
Perundingan digelar antara yang disebut sebagai P5+1 -lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman- dengan Iran ini ditujukan untuk menjamin agar pemerintah Teheran tidak mengembangkan senjata nuklir.
Iran sudah berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai.
Tercapainya kesepakatan dengan Iran akan mengarah pada pencabutan sanksi negara-negara Barat atas negara itu.
Salah seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan semua gagasan sudah dipaparkan ke meja perundingan namun belum ditemukan kombinasi yang tepat.
Bagaimanapun semua pihak belum menyerah.
Diharapkan bisa dicapai sebuah kerangka kesepakatan sebelum batas waktu akhir Maret, yang kelak akan diikuti dengan rincian perjanjian pada akhir Juni.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...