Barbie Ciptakan Boneka Ahli Primata Jane Goodall
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Barbie membuat boneka edisi khusus ahli primata Inggris Jane Goodall, mewujudkan keinginan lama Goodall memiliki boneka dirinya untuk menginspirasi gadis-gadis MUDA.
Mattel Inc meluncurkan Barbie baru, yang menurut produsen terbuat dari plastik daur ulang, sebagai bagian dari Seri Perempuan Inspiratif, sebagai penghormatan terhadap jasa Goodall dalam melakukan studi tentang simpanse dan juga upaya konservasi.
Boneka Barbie edisi Jane Goodall mengenakan kemeja dan celana khaki, memegang buku catatan, teropong tergantung di lehernya. Barbie Goodall ditemani oleh David Greybeard, replika simpanse pertama yang mempercayai sang ahli primata ketika melakukan penelitian di Taman Nasional Gombe, sekarang Tanzania, di Afrika.
"Saya ingin punya boneka sendiri bahkan sebelum gagasan ini muncul. Saya melihat anak-anak perempuan bermain dengan boneka Barbie dan sejak awal mereka sangat-sangat girly dan saya pikir gadis-gadis kecil butuh... beberapa pilihan," kata Goodall kepada Reuters dikutip Selasa (12/7).
"Mattel telah mengubah koleksi bonekanya dan sekarang ada astronot dan dokter dan hal-hal seperti itu. Banyak anak-anak mengetahui tentang saya di sekolah. Mereka akan senang punya boneka Barbie."
Goodall yang kini berusia 88 tahun memulai riset di Afrika timur pada 1960, mengamati bahwa simpanse membuat peralatan, berburu dan makan daging serta menunjukkan belas kasih.
"Saat saya tiba di Gombe, sungguh indah, mimpi saya jadi kenyataan," katanya.
"Tapi selama empat bulan simpanse kabur dari saya... jadi walau hutannya luar biasa, saya tidak bisa menikmatinya sampai David Greybeard tak takut lagi dan membantu simpanse lain untuk merasa berani."
Mattel mengatakan akan bermitra dengan Jane Goodall Institute dan gerakan Roots & Shoots untuk membantu mengajari anak-anak tentang dampak lingkungan.
"Saya melihat kita di bibir terowongan yang sangat panjang dan sangat gelap dengan bintang kecil yang bersinar di ujungnya dan tidak baik hanya duduk di bibir terowongan dan berkata 'Oh, saya harap bintang itu akan datang.' Harapan adalah aksi," kata Goodall.
"Kami bekerja untuk mengatasi segala hambatan antara kita dan bintang ini, yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, kemiskinan, gaya hidup yang tidak berkelanjutan, polusi. Seiring kita menyusuri terowongan ini, kita menjangkau orang lain karena ada orang yang berusaha mengatasi masalah ini tapi mereka kerap bekerja sendiri-sendiri."
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...