Bashar Bantah Lakukan Penggantungan Massal
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Suriah Bashar al Assad membantah sebuah laporan Amnesti Internasional yang menuduh pihak berwenang menggantung hingga 13 ribu orang dalam kurun waktu lima tahun di sebuah penjara pemerintah, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat (10/2).
Kelompok HAM pada Selasa menuduh eksekusi massal mengerikan tersebut sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, sambil mengatakan bahwa tindakan itu kemungkinan masih terjadi di penjara Saydnaya di dekat Damaskus.
Laporan tersebut "mempertanyakan kredibilitas Amnesti Internasional," kata Assad kepada Yahoo News. "Laporan itu selalu bias dan politis. Dan sungguh disayangkan bagi organisasi seperti itu mempublikasikan laporan tanpa adanya bukti sedikitpun."
Amensti tersebut mengatakan bahwa mereka mewancarai 84 saksi, termasuk para penjaga, tahanan dan hakim, dan menuduh adanya pola eksekusi yang biasa terjadi.
Ditanya tentang anggapan laporan tersebut bahwa penggantungan itu diotorisasi oleh pejabat di tingkat tertinggi pemerintahan, Assad menjawab: "itu sungguh-sungguh tidak benar."
"Kita hidup di era berita palsu," tambahnya. "Semua orang tahu ini." (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...