Basuki: Jakarta Masih Sangat Kurang Ruang Intensif Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rumah sakit di Jakarta masih kekurangan ruang intensif anak atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Selain itu, ia menambahkan alat-alat di ruang PICU juga masih kurang yang berdampak terhadap pelayanan, banyak pasien yang tidak tertangani.
Sebelumnya terdapat laporan bayi bernama Andini (2,5) yang meninggal di rumah sakit Koja, Jakarta Utara, lantaran enam bed yang ada di ruang PICU, semuanya penuh. Bayi Andini diketahui menderita infeksi paru-paru, harus segera dirawat di ruang intensif (PICU).
“Ini yang salah memang Jakarta, kekurangan alat-alat PICU dan ruang PICU termasuk rumah sakit jantung dan rumah sakit kanker kita pun kurang. Kita lagi berusaha rumah sakit koja tambah ruangan,” kata Basuki di Balai Kota, Senin (16/5).
Ia mengaku akan menyelidiki dahulu laporan tersebut. Pasalnya, pasien itu seharusnya bisa dilarikan ke rumah sakit lain untuk ditangani, jika hanya menunggu ruangan di sana sudah pasti tidak akan tertolong.
Kekurangan tersebut menurut Basuki akan terjadi sampai akhir tahun. Tahun depan dia mengklaim akan terus mengejar kekurangan itu, dengan menambah ruang PICU di RSUD Koja dan RSUD Budhi Asih. Beberapa tahun terakhir Jakarta memang tidak pernah memikirkan penambahan fasilitas rumah sakit seperti itu, Jakarta juga tidak ada data kemiskinan yang bisa dijadikan acuan, sebagaimana dia ungkapkan.
“Kalau anda bilang kemiskinan di Jakarta cuma 3,5 persen, apa betul? Kalau menghitungnya dengan kalori ya betul, tetapi kalau itu digunakan sebagai acuan ya tidak betul. Saya khawatir banyak sekali data-data kebocoran data rumah sakit dari Askes (asuransi kesehatan),” cetusnya.
Basuki berujar, bahkan ada rumah sakit swasta yang ingin mengubah sebagian peruntukkan lahannya sebagai kawasan komersil seperti mall. Namun hal itu tentu tidak disetujui oleh Pemprov DKI, seperti dituturkan Basuki
“Kita bahkan tidak izinkan rumah sakit swasta yang mengubah peruntukkan setengah jadi mall, kita bilang kalo anda tidak ada modal kami beli, begitu kita masuk kita mau perbaiki. Jadi kalau yayasan rumah sakit swasta, bahkan sekolah swasta, semua yang tidak mampu beroperasi lagi, kami akan beli,” ujarnya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...