Basuki Sebut Akar Persoalan Banjir Jakarta Korupsi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, menyebut akar persoalan banjir di Ibukota adalah korupsi, karena semua fasilitas dan sarana yang ada tersedia tapi tidak maksimal digunakan.
"Orang pintar banyak, uang banyak, saat saya masuk ke DKI uangnya Rp 41 triliun, tahun ini hampir Rp 80 triliun, saya sangat yakin akar persoalan adalah korupsi, tidak ada yang lain," kata Basuki di Jakarta, Kamis (30/10).
Ia menyampaikan hal itu pada, Seminar Sehari Solusi Mengatasi Banjir Jakarta digelar oleh Masyarakat Hidrologi Indonesia bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta di Hotel Century Park Senayan.
Menurut Basuki, gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) terendah di DKI Jakarta saat ini Rp 7 juta, tahun depan terendah minimal Rp 12 juta, tapi pelayanan publik belum maksimal.
"Jadi masalahnya bukan uang, tapi seberapa nekat saya memecat pegawai yang tidak mau patuh, kalau tidak menurut jadi staf saja," kata dia.
Oleh sebab itu, kata dia, jika korupsi dapat dibereskan, kepalanya lurus, maka dibawah tidak berani untuk tidak lurus.
Ia melihat terlalu banyak permainan dalam mengatasi banjir dimana dinas terkait lebih berorientasi mendapatkan komisi proyek.
"Padahal penanganan banjir di DKI Jakarta menjadi tugas rutin, tapi mengapa harus diserahkan kepada swasta, saya perintahkan semua peralatan pendukung dibeli," kata dia.
Ia mengatakan, dengan uang yang ada sebenarnya DKI Jakarta bisa melakukan apa saja untuk mengatasi banjir di DKI.
“Dalam mengatasi banjir kedepan, DKI lebih fokus memperkuat tanggul yang sudah ada, serta pengadaan peralatan untuk mengeruk sampah dan lumpur yang mengendap,“ kata dia. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...