Basuki Tak Masalah DPRD Coret Program LRT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok tidak mempermasalahkan pencoretan usulan program Light Rail Transit (LRT) dalam APBD DKI 2015.
“Pembatalan LRT itu memang benar. Sebab, konsep LRT ini betul-betul harus dibiayai dan dikelola pihak swasta. Nanti pengoperasiannya kami akan melibatkan BUMD,” ujar Ahok seusai rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Selasa (27/1) sore seperti dikutip beritajakarta.com.
Ahok memastikan, meskipun pembangunan moda transportasi LRT di ibu kota diserahkan kepada pihak swasta, namun tetap memberikan keuntungan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Keuntungan yang diperoleh akan dialokasikan untuk mensubsidi kebutuhan transportasi publik lainnya di Jakarta.
“Kita bisa beli bus atau kereta dengan harga murah,” katanya.
Ahok menjelaskan, Pemprov DKI saat ini telah memiliki rancangan sebanyak tujuh koridor LRT yang diyakini mampu menjadi moda transportasi alternatif saat penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang.
“Logikanya sederhana. Kan sudah saya katakan sejak awal, enggak perlu lagi bikin kajian macam-macam, itu hanya menghabiskan waktu. Kalau kajian lagi, dua tahun saya baru mulai pembangunan, itu terlalu lambat, jadi lebih baik (bangun LRT, Red) sekarang,” ia menjelaskan.
Namun Basuki mengungkapkan, ia tidak akan menyerahkan seluruh pembangunan LRT kepada pihak swasta. “Tahap awal, kita akan kasih pembangunan dua koridor LRT kepada swasta,” kata dia.
Selanjutnya, lima koridor LRT akan dibangun secara bertahap dari hasil keuntungan pembangunan dua koridor awal.
“Maka, kita sudah ubah. Swasta, saya izinkan membangun dua koridor LRT. Setelah dua koridor jadi dan terlihat hasil keuntungan, dewan nanti akan melihat dan lima koridor sisanya akan kami biayai sendiri pembangunannya,” ujar dia.
Sebelumnya, Ahok berencana akan membangun Light Rail Transit (LRT). Selain mengatasi macet, pembangunan LRT juga dibangun untuk menyambut Indonesia, khususnya Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Dalam pembangunannya, Ahok mengatakan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), namun menggunakan kelebihan Koefisien Luas Bangun (KLB) dari para pengembang.
“Kita mau minta mereka (para pengembang, Red) yang membangunkan LRT, jadi kita sudah sampaikan bagaimana dasarnya, apa pun temuannya, termasuk soal Asian Games kita juga beri informasi kepada mereka soal kemungkinan rute-rute yang akan kita lewati. Mereka semua tanggapannya bagus, setuju dan senang” ujar Ahok pekan lalu.
Semua pengembang yang hadir dalam pertemuan tersebut, seperti dari Budayapo, Podomoro, Summarecon, Lippo Group, Sedayu, Intiland, Ancol, Jakpro, PRJ, Expo, Panin Group dikatakan Ahok menyetujui dan akan mendukung pembangunan LRT. Pembangunan LRT direncanakan akan dimulai paling lambat tahun depan (2016) dengan lama pembangunan tiga tahun.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...