Basuki Targetkan 2016 Ciliwung Beres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menargetkan sampai 2016 seluruh upaya normalisasi Sungai Ciliwung bisa dirampungkan.
Normalisasi tersebut meliputi pembebasan lahan dari permukiman kumuh di bantaran kali, pembuatan jalan inspeksi, pembersihan sampah, perbaikan atau penggantian pompa yang rusak, pembangunan sodetan, revitalisasi saluran air, sampai penghijauan.
“Semua sungai dirawat, targetnya 2016 seluruh Ciliwung selesai,” kata Basuki di Balai Kota, Selasa (18/11), seusai blusukan memantau kesiapan banjir di 600 rumah warga yang akan direlokasi dari sekitar bantaran Kali Ciliwung.
Dari hasil peninjauan, Basuki mengakui ada pompa yang rusak. “Kalau bisa diperbaiki. Kalau tidak bisa, ya diganti. Tapi untuk pemeliharaan tidak lagi kami serahkan ke kontraktor. Kami akan membeli alat berat sendiri, mengerjakannya sendiri. Begitu konsepnya,” Basuki menjelaskan.
Terkait buruknya pemeliharaan sungai yang sebelumnya, Basuki mengklaim telah memberikan sanksi tegas dengan mencopot Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manggas Rudy Siahaan, dan digantikan wakilnya, Agus Priyono.
Dari peninjauan di lapangan pula Basuki mengaku sering menemukan fakta penjaga pompa lebih mengetahui permasalahan, sementara kepala suku dinas tidak tahu apa-apa, yang menyebabkan koordinasi tidak terjalin.
“Kan lucu, nih, tukang jaga pompa tahu semua masalah, sodetan apa yang kurang, tapi sudin (suku dinas)-nya tidak tahu. Berarti sudinnya tidak pernah mengajak ngomong. Jangan-jangan tukang jaga pompa tidak punya nomor telepon sudinnya. Makanya habis ganti kepala dinas PU, model seperti itu akan kita perbaiki,” dia menegaskan.
Dorong Dinas PU Cepat Serap Anggaran
Dalam kesempatan blusukan tersebut, Basuki meminta Kelapa Dinas PU yang baru bisa segera menyerap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang telah dialokasikan untuk penanganan masalah banjir tahunan Jakarta. “Ada mesin tua yang rusak, makanya Kadis PU baru kami bawa," kata Basuki mencontohkan.
Dia pun menilai tidak ada pemeliharaan Sungai Ciliwung. Meskipun sudah pernah dilakukan perbaikan-perbaikan oleh kontraktor, tidak ada pemeliharaan yang dilakukan. Alasan yang dikemukakan biasanya baru ditenderkan atau sedang dikerjakan kontraktor. Padahal, menurut Basuki, warga melaporkan tidak ada hal signifikan yang dikerjakan kontraktor, alih-alih malah membuat sungai tambah dangkal.
“Saya sudah sampaikan, kita punya uang APBD yang memungkinkan membeli alat berat untuk diletakkan di situ. Pengerukan sungai bisa dilakukan orang kita,” tutur dia.
Keluhan Gaji PHL Selalu Telat
Basuki juga menemukan proses birokrasi yang berbelit-belit dari dinas menjadi penyebab pembayaran gaji pegawai harian lepas (PHL) selalu telat.
“Masalahnya, PHL kan harian. Pegawai dinas menunggu laporan absensi masuk, baru memproses, yang menyebabkan pembayaran gaji pasti telat. Makanya kami mendorong PHL membuat rekening di bank supaya gaji bisa langsung ditransfer,” ucapnya.
Basuki juga meminta untuk tidak mengkhawatirkan PHL itu benar-benar bekerja atau tidak. Kalaupun ternyata ada PHL yang sering absen, sanksi akan dijatuhkan, baik berupa peringatan, pemotongan gaji di bulan selanjutnya, atau yang paling berat dipecat.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...