Basuki Tuding Ada Mark-up di Belanja Snack DKI

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan makin memperketat pengawasan terhadap anggaran, kali ini bukan lagi Dinas Pekerjaan Umum, melainkan pengeluaran sepele untuk konsumsi misalnya seperti snack acara, dia tuding juga sarat mark-up atau penggelembungan anggaran.

Namun Basuki menampik akan memotong anggaran, tetapi hanya mengurangi, dengan semangat penghematan anggaran yang selalu ia gaungkan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

“Bukan potong, maksudnya harus lihat yang sewajarnya, selama ini selalu ada kecurigaan misalnya ada acara, bilangnya 500 orang, kuenya (snack) sudah disiapkan 500, tapi yang datang cuma 100-200 orang. Jangan-jangan si panitia juga sudah tahu yang datang 100-200 orang, snack untuk yang 300 orang itu jadi uang cash. Sekarang kita akan semakin awasi,” kata Basuki di Balai Kota, Rabu (26/11).

Terkait penghematan anggaran ini, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono sebelumnya mengatakan Pemprov DKI akan melakukan penghematan belanja Pegawai Negeri Sipil (PNS), termasuk penyediaan kue, teh manis dan kopi saat rapat.

“Banyak penghematan yang akan kita lakukan itu banyak. Semua lini harus penghematan, entah itu di rapat-rapat, seperti konsumsi kue-kue, teh manis dan kopi,” kata Heru di Balai Kota.

Ia pun memastikan di tahun 2015 akan mengurangi honorarium kegiatan.

“Di awal tahun depan perangkat-perangkat kalimat honorarium dari kegiatan akan di-cut supaya lebih efisiensi. Sosialisasi yang mirip-mirip bisa dijadikan satu, misalnya audiensi untuk ibu-ibu tentang masalah narkoba dan masalah penyakit yang diselenggarakan di kecamatan dan kelurahan, digabung saja, biaya Rp 100 juta, panggil pesertanya dikumpulkan di satu tempat saja,” urai Heru.

Editor : Bayu Probo