Basuki yakin Joko Widodo Perhatikan Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yakin Joko Widodo masih akan memperhatikan masalah Jakarta.
Hal ini dia nyatakan Jumat (17/10) sore saat bersama-sama menghantarkan Joko Widodo berpisah dengan seluruh karyawan di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
“Saya yakin dia (Joko Widodo) masih akan perhatikan Jakarta, dia kan tetap warga Jakarta juga, saya enggak perlu perpisahan dengan Pak Jokowi, dia cuma nyeberang Monas (dari Balaikota-Kantor Gubernur DKI Jakarta ke Istana Negara) doang kok," kata Basuki.
Kantor Gubernur DKI Jakarta terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan telah ditempati pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama selama dua tahun, dan dalam waktu itu pula keduanya memimpin Jakarta dengan segala permasalahan yang harus diatasi.
Mulai Senin (20/10), Joko Widodo akan berpasangan dengan Jusuf Kalla memimpin Indonesia dan berkantor di Jalan Medan Merdeka Utara (Istana Presiden).
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, permasalahan Jakarta akan semakin mudah teratasi dengan naiknya Joko Widodo menjadi presiden. Pasalnya, selama ini penyelesaian sejumlah masalah ibu kota seperti banjir dan kemacetan selalu terkendala pemerintah pusat.
Joko Widodo resmi berhenti menjabat Gubernur DKI Jakarta pada Kamis (16/10), karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 98/T/2014 tentang pemberhentian Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta dan persetujuan pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta.
Laki-laki yang terbiasa disapa Ahok itu tidak merasa sedih akibat Joko Widodo tidak lagi berkantor di Jalan Medan Merdeka Selatan bersama-sama dengan dia, akan tetapi dia sedih andai pada pemilihan presiden lalu, Joko Widodo kalah dan terpaksa pulang ke Solo, Jawa Tengah.
“Enggak sedih dong. Kalau dia (Jokowi) pulang ke Solo baru saya sedih,” kata Basuki.
Dalam kesempatan yang sama, Joko Widodo menyatakan dia tidak perlu menggelar acara perpisahan dengan para karyawan di Kantor Gubernur dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena Jokowi merasa dirinya tidak meninggalkan Jakarta meski sudah tak berkantor di Balaikota DKI Jakarta.
“Bapaknya (Joko Widodo) nggak mau,” kata Tono, salah seorang staf Biro Humas dan Protokol Provinsi DKI Jakarta.
Alhasil, sejumlah pejabat yang sudah hadir seperti, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Arie Budhiman dan lain-lain tampak sibuk membicarakan ketidakpastian digelarnya acara tersebut. Akibatnya, bagian Humas dan Protokoler Pemprov DKI menyuruh para seniman dan petugas untuk memberesi seperangkat alat musik gamelan yang semula berada di atas panggung sisi timur Balai Agung, Kantor Gubernur DKI.
Basuki Tjahaja Purnama pun sempat melontarkan pertanyaan iseng kepada Joko Widodo di sela-sela mendampingi perpisahan presiden terpilih tersebut di Kantor Gubernur.
“Saya mungkin akan tinggal di rumah sendiri sih. Kalau rumah dinas buat kos-kosan mau nggak?,” kata dia sambil bercanda.
Basuki beralasan demikian karena sebagai Plt Gubernur menggantikan mantan gubernur, Ahok berhak untuk tinggal di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang terletak di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Namun Basuki akan meminta pertimbangan istrinya sebelum pindah. Apalagi Ahok dan keluarganya mengaku lebih nyaman di di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara karena bisa punya waktu untuk memandang laut. Menurut Basuki kegiatan itu adalah salah satu caranya untuk melepaskan stres. Pemandangan tersebut tentunya susah dia dapati di kawasan rumah dinas Menteng.
Sementara istrinya, Veronica Tan mengaku lebih menikmati tinggal di Pluit, Jakarta Utara.
“Soalnya di Pluit banyak makanan enak," kata Vero pada Jumat (17/10) di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat pada acara peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia.
Soal tempat tinggal, Vero mengaku sepenuhnya akan ikut keputusan Ahok. Vero menyiratkan bahwa tinggal di Pluit lebih nyaman dibandingkan Menteng. "Di sana (Pluit) kalau stres masih bisa lihat air. Dekat pantai. Kalau di kota kan gedung-gedung semua," kata Vero.
Joko Widodo dilantik sebagai Gubernur DKI pada 7 Oktober 2012 bersama dengan pasangannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Selama memimpin Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki menciptakan beberapa program yang berkaitan dengan infrastruktur publik antara lain Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat pada bidang pendidikan dan kesehatan, kampung deret pada bidang perumahan.
Masih ada lagi, yakni kartu Virtual Account Cash Management Systems adalah sebuah kartu pengelolaan praktis seperti ATM yang diperuntukkan bagi para pedagang Kreatif Lapangan (PKL) yang ada di Jakarta sehingga dengan mudah dapat dikoordinir Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta sehingga masing-masing PKL tercatat secara resmi oleh Pemprov DKI Jakarta. (beritajakarta.com/berbagai sumber)
Editor : Bayu Probo
Bahaya Aneurisma Otak dan Cara Penanganannya
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM - Dokter Subspesialis Aneurisma Mardjono Tjahjadi dari Mandaya Royal Hosp...