Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 11:30 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Batik Papua Diperkenalkan ke Dunia Internasional

Batik Papua Diperkenalkan ke Dunia Internasional
Desainer Ian Adrian bersama model yang mengenakan busana rancangannya. (Foto-foto: Dok Ian Adrian/vdHoevenfotografie)
Batik Papua Diperkenalkan ke Dunia Internasional
Busana Batik Papua Mam Yoo rancangan Ian Adrian bermotif batik Papua dalam tampilan warna tropis.
Batik Papua Diperkenalkan ke Dunia Internasional
Busana rancangan Ian Adrian untuk Batik Papua Mama Yoo yang dipamerkan di khalayak diplomat, industri fashion, tamu undangan, dan wartawan di Belanda.
Batik Papua Diperkenalkan ke Dunia Internasional
Usai peragaan busana di Grote Kerk di Den Haag, Ian Adrian, Yolanda Tinal, pendukung peragaan busana, dan model, bergambar bersama Duta Besar RI di Belanda, I Gusti A Wesaka Puja.

SATUHARAPAN.COM – Batik Papua, salah satu kekayaan dari keanekaragaman seni budaya Indonesia, diperkenalkan ke hadapan publik Belanda.

Perancang busana Ian Adrian berkolaborasi dengan Batik Papua Mama Yoo mengangkat kain batik khas Papua ke dunia internasional melalui pergelaran busana "Fashion Diplomacy". Pameran busana digelar di Grote Kerk di Den Haag, gereja Protestan yang dibangun antara abad ke-15 dan ke-16, yang malam itu disulap menjadi oase Indonesia dengan gaya Papua.

Ian Adrian dan Batik Papua Mama Yoo menampilkan 35 desain busana, 25 busana wanita dan 10 busana pria. Motif-motif cendrawasih, anggrek besi, matoa, rumah adat, dihadirkan di atas bahan satin sutra, sifon, organdy, katun, serta lycra yang dibatik dalam warna-warna tropis yang kaya pilihan, dalam konsep rancangan ready to wear (siap pakai) deluxe.

Ian Adrian menampilkan konsep rancangan yang ringan namun kaya dengan detail, suatu gaya metropolitan urban. Ia dan Batik Papua Mama Yoo memadukan rancangannya dengan tampilan dari tas dan sepatu.

Aksesoris Baroqco Jewelry mendukung penampilan para model dalam wujud kalung choker yang memberi kesan dramatis, gelang, anting, crown, hingga topeng, tanpa menenggelamkan tampilan busana yang dipresentasikan.                        

Peragaan busana itu juga didukung Roberto Dresia, yang menata gaya rambut ponytail dan make up nude para model, yang bergerak di panggung peragaan busana dalam koreografi yang dirancang Julia Agustina.

Yolanda Tinal adalah nama di balik label Batik Papua Mama Yoo. Sebagai putra daerah, ia tergerak untuk mengangkat kearifan budaya lokal alam Papua, dengan menggali inspirasi lewat alam, flora, fauna, hingga arsitektur rumah khas Papua serta keseniannya. Keaslian motif batik kreasi Mama Yoo Private Collection itu ternyata mampu menarik perhatian warga asing.

Pergelaran busana “Fashion Diplomacy” dihadiri lebih dari 200 orang, terdiri atas tamu undangan dari kalangan diplomat asing, industri fashion, perancang busana Belanda, mitra kerja Kedutaan Besar RI di Belanda, serta wartawan.

Ian Adrian dalam siaran pers mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada Duta Besar RI di Belanda, I Gusti A Wesaka Puja beserta staff, yang memberikan kepercayaan untuk menggelar fashion show di hadapan publik di Den Haag. “Sungguh membanggakan bisa mengangkat budaya Indonesia ke tingkat international,” katanya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home