Bawaslu Akan Gelar Deklarasi Lintas Iman Tolak Politisasi Agama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan menggelar acara deklarasi lintas iman yang menyuarakan penolakan terhadap politisasi agama dalam pemilihan umum.
Hal itu dikatakan Koordinator Kerja Sama Hubungan Antar Lembaga, Bawaslu, Alief Sudewo, pada acara deklarasi “Pemilu Asyik” yang diprakarsai Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI) bersama mitra lembaga dan lintas iman, hari Sabtu (12/8) di Jakarta.
Sudewo menyebutkan bahwa sekarang sedang dimatangkan tentang definisi tentang apa yang dimaksud dengan politisasi agama dan juga politik identitas. Acara deklarasi itu akan diselenggarakan dalam waktu dekat dengan melibatkan lembaga agama dari Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu, dan kelompok kepercayaan.
Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan bahwa Pemilu 2024 memerlukan partisipasi aktif warga negara, bukan hanya sebagai pemilih, tetapi juga mengawal setiap tahapan Pemilu untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata, mengapresiasi prakarsa GKI untuk gerakan “Ayo Nyoblos” untuk Pemilu 2024 yang pemungutan suaranya akan dilakukan pada 14 Februari.
Dikatakan bahwa partisipasi dalam pemilihan umum sangat penting dalam menentukan legitimasi. Untuk itu sangat baik untuk mendorong warga gunakan hak pilihnya.
Persentase peserta pemilu akan ikut menentukan legitimasi dan kualitas demokrasi di Indonesia, di mana sejak pemilu pertama tahun 1999 setelah reformasi, Indonesia dikenal sebagai negara yang makin demokratis.
Wakyu juga mengatakan pentingnya warga untuk partisipasi aktif dengan mengawal setiap tahapan pemilu, ikut mengawasi Pemilu dan bukan sekadar menjadi pemilih. Dia menyebutkan ada tantangan yang serius dalam Pemilu 2024, yaitu ancaman politik uang, menyebarnya hoaks, ujaran kebencian dan politisasi agama.
Dia mengapresiasi deklarasi “Pemilu Asyik” yang menandai sipa bahwa pemilu sebagai pesta demokrasi yang disambut dengan antusias, dan juga pernyataan untuk menolak politik uang dan politisasi agama.
Dalam deklarasi itu, GKI, sebuah wadah pelayanan Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat, juga menggelar pelatihan “Ayo Nyoblos” bagi perwakilan mitra dalam deklarasi itu. Ketua GKI, Lina Tjindra menyebutkan bahwa “Ayo Nyoblos” merupakan gerakan literasi Pemilu dengan semangat netral, objektif dan inklusif untuk membantu jemaat dan warga dalam menggunakan hak pilih tanpa terkendala ketidaktahuan.
Dia nmengatakan Pemilu adalah pesta demokrasi yang pada dasarnya menynangkan, gempita dan dinantikan dengan suka cita, bukan menakutkan, teror, hoaks apalagi menimbulkan perpecahan.
Editor : Sabar Subekti
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...