Beasiswa Pendidikan ke Inggris akan Meningkat Pasca Brexit
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ekonom Universitas Indonesia, Eugenia Mardanugraha, menilai keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit) akan berdampak pada meningkatnya beasiswa pendidikan ke Inggris. Namun dia belum bisa memastikan berapa besar dana beasiswa yang akan diperoleh Indonesia.
“Karena saya di sektor pendidikan, jadi beasiswa-beasiswa ke Inggris itu jadi lebih banyak. Jadi kalau menurut saya itu dampaknya dari Brexit ini lebih positif bagi pembangunan di Indonesia,” kata Eugenia kepada satuharapan.com, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, hari Selasa (28/6).
“Belum tahu sih, tapi dananya itu banyak, besar. Kalau waktu dia (Inggris) bergabung dengan Uni Eropa kan semua program-programnya yang seperti (beasiswa) itu harus deal dulu dengan Uni Eropa. Nah sekarang itu enggak perlu lagi, langsung bisa berurusan langsung dengan Indonesia. Itu lebih baik kalau menurut saya,” dia menambahkan.
Menurut peneliti yang pernah bekerja di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI itu, Indonesia harus siap mengambil peluang untuk mendapatkan beasiswa ke Inggris yang dinilai kesempatanya akan jauh lebih besar.
“Oleh karena itu pemerintah Indonesia ini yang harus siap mengambil semua kesempatan yang lebih baik ketika setelah adanya Brexit ini,” dia menegaskan.
Hubungan Erat
Pasca referendum 23 Juni yang menghasilkan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), Duta Besar Inggris atau United Kingdom (UK) untuk Indonesia, Moazzam Malik, menegaskan Indonesia tetap penting bagi negara itu.
Dalam konferensi pers hari Sabtu (25/6) yang digelar di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Malik menegaskan bahwa "Inggris akan terus berkomitmen untuk membangun hubungan erat dengan Indonesia."
Dan di mata Inggris, Indonesia adalah "mitra G20 kami yang sangat berperan penting untuk kesejahteraan, keamanan serta kelanjutan masa depan planet ini."
"Saat Perdana Menteri Cameron berkunjung ke Jakarta tahun lalu dan Presiden Jokowi ke London pada bulan April tahun ini, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama," kata dia.
Dalam kurun waktu satu tahun ini, ia menyebut, Indonesia telah menandatangani tujuh MoU dalam bidang pendidikan, inovasi dan penelitian, kerja sama kepolisian, space, industri kreatif, olahraga dan kerja sama maritim.
"Ratusan pelaku bisnis Inggris dan Indonesia juga terus mempererat kemitraan, jumlah siswa Indonesia yang belajar di Inggris serta mereka yang mengunjungi Inggris juga jumlahnya melebihi rekor," kata dia.
Hal yang sama terjadi pada dosen, guru serta peneliti Inggris dan Indonesia yang bekerjasama. Jumlah mereka terus meningkat.
"Para pemuka agama Inggris dan Indonesia juga saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk menjaga toleransi serta pluralisme," kata dia.
Di bagian lain pernyataannya, Malik menekankan bahwa apa pun hasil referendum, itu merupakan "aspirasi serta keinginan warga Inggris yang harus dihormati."
Ia mengakui ada banyak orang yang kecewa atas perubahan ini. Namun di sisi lain, ada juga yang gembira dengan prospek menciptakan sebuah visi baru Inggris untuk abad 21.
"Siapapun yang memilih Inggris untuk tetap atau keluar dari Uni Eropa, sekarang saatnya kita kesampingkan perbedaan menuju sebuah persatuan dan kebersamaan, sambil kita mencerna lebih dalam implikasi serta mencari solusi ke depan," kata dia.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...