Beberapa Uskup Eropa Kunjungan Solidaritas ke Yordania
AMMAN, SATUHARAPAN.COM – Beberapa uskup dari Eropa mengunjungi Timur Tengah melakukan kunjungan solidaritas dengan umat Katolik yang terlupakan, dan mendesak langkah perdamaian untuk konflik yang berkecamuk dan mencabik-cabik kemanusiaan.
"Mereka ingin masa depan yang penuh kedamaian," kata Uskup Declan Lang dari Bristol, Inggris yang melakukan kunjungan ke Amman, Yordania, seperti diberitakan Catholic News Service, hari Rabu (13/1).
Lang mengatakan orang-orang Kristen dan Katolik Irak banyak yang menghadiri Misa kudus di Our Lady of Peace Center di perbukitan itu, pinggiran pohon-pohon dari ibukota Yordania .
"Orang-orang ini memiliki tingkat keimanan yang luar biasa, dan di sanalah mereka menemukan identitas mereka,” Lang menambahkan,
Lang mendengar satu persatu keluhan para pengungsi dan saat ini penting untuk menyoroti penderitaan yang sedang berlangsung pengungsi Kristen Irak yang menghadapi musim dingin, 18 bulan setelah melarikan diri penganiayaan oleh militan ISIS (Islamic State Iraq and Syria).
Uskup Lang telah memimpin 12 uskup dari Eropa, Afrika Selatan dan Amerika Utara.
Lang bersama para uskup lainnya sebelumnya melakukan perjalanan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat untuk memotivasi penduduk Kristen Palestina beribadah, walau jumlahnya yang semakin berkurang.
Lang mengatakan saat ini ada sekitar 8.000 orang Kristen Irak yang saat ini berlindung di tetangga Yordania.
"Sangat penting bahwa kita mengingatkan pemerintah dan masyarakat umum dari situasi Kristen Irak," kata Uskup Lang.
Lang menjelaskan bahwa salah satu tanggung jawab dan kewajiban umat saat ini yakni menghibur orang-orang di pengungsian tersebut agar terhindar dari stres dan tekanan.
Seorang warga Kristen Irak, Bashar, mengatakan setelah Misa dia merasa sedih bahwa dia tidak pernah bisa kembali ke rumahnya di Mosul (Irak).
Seorang insinyur mekanik itu pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi di kota kedua terbesar di Irak, yang saat ini berada di tangan ISIS.
"Militer tidak melindungi kita, dan tetangga Muslim kami mengkhianati kita, bahkan merampok kita dari barang-barang pribadi kami. Jadi kami percaya bahwa satu-satunya masa depan bagi kita adalah suatu tempat di Barat," kata pria yang kini ada di penampungan dengan keluarganya.
Uskup Lionel Gendron dari St. Jean-Longueuil, Quebec, mengatakan bahwa salah satu hal pertama yang ia berencana untuk lakukan adalah berbicara dengan pemerintah Kanada yang baru tentang isu kesejahteraan bagi pengungsi Kristen dan Katolik Irak yang saat ini masih di Yordania.
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...