Bedah Buku pada Selamatan Wiwitan Upacara Kebo Ketan
NGAWI, SATUHARAPAN.COM - Mengawali Upacara Kebo Ketan yang akan dihelat pada bulan November 2018, pada Sabtu (28/4) Kraton Ngiyom Sekaralas, Widodaren-Ngawi yang digawangi seniman peran Bramantyo Prijosusilo menggelar selamatan Wiwitan Upacara Kebo Ketan. Serangkaian acara dipersiapkan diantaranya bedah buku berjudul "Demokrasi Indonesia antara Asa dan Realita" yang ditulis dosen-peneliti yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada Kabinet Persatuan Nasional, Muhammad AS Hikam.
Dari keterangan tertulis yang diterima Sabtu (21/4), Godeliva D. Sari menjelaskan bahwa diskusi bedah buku merupakan tradisi baru sebagai bagian dari prosesi penyelenggaraan upacara selamatan.
"Dalam berbagai ritual budaya Jawa, mungkin hanya kebiasaan menyertakan kertas bertulis dan/atau alat tulis dalam kendil berisi ari-ari pada rangkaian prosesi pasca-kelahiran bayilah, yang agak menyinggung dunia akademis rasional. Kertas dan tulisan atau alat tulis itu disertakan saat mengubur atau melarung ari-ari sebagai ungkapan doa agar sang jabang bayi kelak menjadi manusia terpelajar yang mengenal baca tulis." jelas Sari.
Lebih lanjut Sari menjelaskan secara tidak langsung penyertaan alat baca tulis dan harapan yang terkait pada prosesi upacara merumat ari-ari bayi ini menyangkut juga persoalan diskusi dan kegiatan pematangan wacana lainnya, namun tampaknya sejak menitipkan alat tulis di prosesi perumatan ari-ari bayi tersebut, bangsa Jawa tidak mengembangkan lebih jauh soal ini di dalam seni upacara yang dikembangkan.
Buku berjudul "Demokrasi Indonesia antara Asa dan Realita" yang ditulis AS Hikam merupakan kumpulan status pada media sosialnya menyikapi dinamika sosial-politik yang berkembang di Indonesia, regional maupun dunia.
Biasanya status-status AS Hikam di media sosial banyak ditanggapi dari berbagai kalangan, karena sikapnya yang memberi perhatian yang sama pada setiap orang yang menanggapi statusnya. Berbagai respon atas status yang dibuatnya kerap bermunculan, dan hanya dinilai dari penalaran dan argumentasi yang disusun. Kenaifan-kenaifan, prasangka-prasangka, dan ignorans-ignorans yang ada di masyarakat yang menanggapi status-status yang dilontarkan seketika menjadi feed-back bagi penulis dan seketika dapat ditanggapi.
Beberapa buku telah ditulis AS Hikam diantaranya "Demokrasi dan Civil Society" (LP3ES-1996), "Islam, Demokratisasi, dan Pemberdayaan Civil Society" (Erlangga-1999), "DERADIKALISASI - Peran Masyarakat Sipil Indonesia Membendung Radikalisasi" (Kompas -
Bedah buku "Demokrasi Indonesia antara Asa dan Realita" akan dihelat pada Sabtu (28/4) mulai pukul 14.00 hingga selesai di Rumah Tua Sekaralas, Widodaren-Ngawi dengan menghadirkan Muhammad AS Hikam sebagai nara sumber sekaligus penulis buku.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...