Belajar Melihat Risiko
SATUHARAPAN.COM Belum lama ini kegiatan suntik silikon illegal marak lagi, baik di Bali maupun di Jakarta. Ramai-ramai orang melakukannya demi keindahan kulit tubuh, mempercantik wajah, atau memperbesar anggota tubuh. Semuanya bermuara pada keinginan agar semakin percaya diri dan tampil hebat. Sayangnya, kebanyakan mereka yang disuntik itu tidak punya pengetahuan akan bahaya suntikan itu. Mungkin ada segelintir yang tahu, tetapi masih nekat juga melakukannya dan bersedia membayar biayanya. Padahal penyuntik ilegal itu tidak bertanggung jawab atas akibat yang terjadi. Korban akibat suntikan ini tidak hanya mengalami kerusakan wajah atau pembusukan anggota tubuh yang lain, namun juga kehilangan nyawa!
Dunia ini memang berlimpah dengan berkat, namun penuh dinamika dan tantangan. Penulis Australia Charles Ringma dalam bukunya Life in Full Stride menulis: Kita tidak boleh takut atau terlalu berhati-hati atau perhitungan terhadap hidup ini. Kalau kita ingin maju, kita harus berani mengambil risikonya . Tetapi, tanpa pengetahuan yang memadai kita bisa kena bencana.
Kita diberi Tuhan kebebasan untuk menikmati hidup, namun tidak berarti kita terjun bebas mencicipi semua yang ada di dunia ini. Orang yang takut memulai hal-hal baru dalam hidup, hidupnya statis. Orang yang berani melakukan hal-hal baru, hidupnya dinamis. Tetapi orang yang terlalu berani mencoba ini itutanpa berpikir panjangakan menderita, bahkan kehilangan nyawa! Persoalannya bukan berani atau tidak berani, tetapi bagaimana menjalani hidup dengan berhikmat. Bukan hanya untuk hal penampilan atau keperkasaan, juga dalam segala bidang yang kita hadapi.
Melanjutkan perkataan Charles Ringma: Kita harus berani mengambil risiko dalam hidup, yaitu belajar, sehingga kita memiliki pengetahuan dan hikmat Tuhan dalam menjalani hidup ini.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...