Belas Kasihan Merkel untuk Tolong Yunani Belum Redup
BERLIN, ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Kanselir Jerman Angela Merkel hari ini (18/6) mengatakan kesepakatan antara Yunani dan kreditor masih mungkin jika Athena menunjukkan kemauan yang diperlukan, di tengah meningkatnya pesimisme bertahannya negara itu di zona euro.
Baik Yunani maupun para kreditor (negara-negara Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF) tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda untuk saling mengalah. Para kreditur bersikeras untuk menyerahkan kepada Yunani memutuskan apakah akan mengamankan reformasi yang diharuskan oleh para kreditur demi mendapatkan dana talangan segar agar terhindar dari default atau gagal bayar utang.
Di pihak lain, alih-alih merunduk, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras justru melawan dan meluncurkan serangan baru kepada para kreditur dalam sebuah artikel di surat kabar Jerman. Ia menuduh para kreditur menekan Yunani secara membabi buta dengan mendesak diadakannya pemotongan dana pensiun, desakan yang ditolak mentah-mentah oleh Yunani.
Hal ini kemudian memperburuk situasi.
Tsipras memulai kunjungan dua hari ke Rusia untuk menghadiri sebuah forum ekonomi di St. Petersburg. Pada saat yang sama, menteri-menteri keuangan zona euro berkumpul di Luksemburg untuk membahas kebuntuan. Hanya saja karena Athena mengesampingkan mengajukan proposal baru untuk diskusi, harapan akan adanya terobosan dari pertemuan itu semakin menipis.
Tiba untuk pertemuan Luksemburg, Komisaris Ekonomi Uni Eropa Pierre Moscovici mengatakan kepada wartawan ia tidak ingin kebuntuan utang berubah menjadi tayangan ulang dari Perang Waterloo pada ulang tahun ke-200 kekalahan bersejarah Prancis.
"Hari ini adalah tanggal penting dan saya tidak punya keinginan untuk melihat kami kembali ke era Waterloo ketika Eropa semua berbaris melawan satu negara," kata Moscovici, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Tatkala para pemimpin Eropa dan bank sentral Yunani memperingatkan bahwa kemungkinan "Grexit" sudah dekat, saham Eropa jatuh demikian juga saham-saham di Yunani.
Sebagai gambaran betapa rakyat Yunani gelisah bila negara itu keluar dari zona euro, demonstran pro-euro merencanakan demo besar-besaran di pusat kota Athena dan menyerukan diakhirinya kebuntuan. Seruan itu datang sehari setelah pengunjuk rasa yang menentang kebijakan penghematan (yang diharuskan oleh kreditur Yunani) melakukan aksi untuk mendukung sikap pemerintah yang bersikeras menolak keinginan kreditur.
"Saya masih yakin: dimana ada kemauan, di situ ada jalan," kata Merkel di hadapan para anggota parlemen Jerman, mengulangi pesannya dua minggu lalu.
"Jika orang-orang yang bertanggung jawab di Yunani dapat menyatukan tekad, kesepakatan ... masih mungkin."
Merkel menghadapi oposisi dari dalam partainya yang menolak untuk memberikan dana talangan lebih besar kepada Yunani. Dengan keunggulan tipis, mayoritas warga Jerman menginginkan Yunani keluar dari zona euro.
Setelah terpilih sebagai perdana menteri Yunani Januari lalu dengan janji meninjau ulang program penghematan sebagai syarat bagi dana talangan negara itu, Tspiras berbalik melawan keinginan kreditur yang meminta Yunani untuk memotong pembayaran pensiun dan menaikkan tarif pajak untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan listrik.
Ikuti berita kami di Facebook
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...