Bencana Rwanda Paksa Lebih dari 9.000 Orang Mengungsi
KIGALI, SATUHARAPAN.COM - Bencana yang berkaitan dengan cuaca yang melanda Rwanda pekan ini memaksa lebih dari 9.000 orang mengungsi di berbagai provinsi di negara itu.
"Sekitar 5.598 keluarga mengungsi dan ditampung di berbagai lokasi. Pemerintah mendistribusikan bantuan kepada banyak pengungsi, termasuk makanan dan kebutuhan dasar lainnya," kata Menteri Manajemen Kedaruratan Rwanda Marie Solange Kayisire, dalam konferensi pers pada Sabtu (6/5) di Kigali, ibu kota Rwanda.
Kayisire mengatakan rencana memukimkan kembali mereka yang terdampak dan penilaian untuk menentukan bantuan khusus yang dibutuhkan setiap keluarga sedang berlangsung. Pemerintah mengimbau warga yang tinggal di zona berisiko tinggi untuk pindah ke daerah yang aman.
"Mereka yang tinggal di akomodasi sewaan akan mendapat bantuan biaya sewa, sedangkan mereka yang rumahnya hancur juga akan mendapat bantuan untuk mendapatkan rumah yang layak," ujarnya.
Sedikitnya 131 orang tewas dan 94 lainnya terluka ketika banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat melanda provinsi Barat, Utara, dan Selatan di Rwanda pada Selasa (2/5) dan Rabu (3/5), kata menteri tersebut dalam konferensi pers tentang informasi terbaru.
Sekitar 34 orang masih dirawat di fasilitas kesehatan, sementara satu orang belum ditemukan, tuturnya.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 5.550 rumah, 14 jalan, dan lebih dari 50 sekolah hancur. Bencana tersebut juga menghancurkan tanaman, infrastruktur air, dan listrik.
Pemerintah mengimbau warga yang tinggal di zona berisiko tinggi untuk pindah ke daerah yang aman
Sementara itu, Menteri Infrastruktur Rwanda Ernest Nsabimana mengatakan pemerintah membutuhkan sekitar 110 miliar franc Rwanda (100 franc Rwanda = Rp1.316) atau setara 98,3 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.709) untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat bencana yang terjadi pekan ini di negara tersebut.
"Dana tersebut meliputi 41 miliar franc Rwanda untuk jalan nasional yang rusak, 38 miliar franc Rwanda untuk membangun kembali jembatan, dan 5 miliar franc Rwanda untuk infrastruktur listrik," kata Nsabimana dalam konferensi pers. (Xinhua)
Perusahaan Pembuat Ponsel Lipat Pertama Bangkrut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Royole Technologies, perusahaan yang membuat ponsel lipat pertama di duni...