Bencana Tambang di China, Lima Tewas, 47 Terjebak di Reruntuhan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya lima pekerja tewas akibat atap runtuh di sebuah tambang di China barat daya, dan harapan tampaknya memudar bagi 47 penambang yang terperangkap di bawah berton-ton puing setelah bencana pertambangan pekan lalu di China utara.
Bencana tambang yang mematikan terjadi secara teratur di China, meskipun pihak berwenang telah mengurangi jumlah korban dengan menekankan keselamatan dan menutup operasi yang lebih kecil yang tidak memiliki peralatan yang diperlukan.
Dalam tambang di Provinsi Sichuan, 25 penambang berada di bawah tanah ketika sebagian atap runtuh pada Minggu (26/2) pagi. Lima tewas, tiga luka parah dan yang lainnya melarikan diri, kata Departemen Manajemen Darurat provinsi. Laporan mengatakan tambang tersebut tidak menghasilkan batu bara, namun tidak memberikan rincian.
Sementara itu, upaya penyelamatan terus dilakukan di tambang terbuka di Liga Alxa di wilayah Mongolia Dalam. Jumlah korban tewas tetap enam dengan enam lainnya ditarik dari puing-puing hidup-hidup. Penyebab runtuhnya tembok tambang enam hari lalu sedang diselidiki dan sejumlah orang yang tidak diketahui telah ditahan.
Presiden China, Xi Jinping, telah menyerukan upaya pencarian dan penyelamatan "habis-habisan" dan otoritas lokal telah memerintahkan inspeksi dan peningkatan keselamatan di tambang lain di Mongolia Dalam yang menghasilkan banyak batu bara, logam, dan tanah jarang yang menjadi sandaran ekonomi China. .
Panggilan ke Kementerian Manajemen Darurat tidak dijawab pada hari Senin. Laporan resmi terakhir tentang upaya penyelamatan hari Sabtu mengatakan dua koridor telah dibersihkan untuk membawa lebih banyak peralatan dan radar penembus tanah juga telah dikerahkan.
Sebelumnya, lebih dari 1.000 penyelamat dikirim ke tempat kejadian, menggunakan alat berat, bersama dengan peralatan pendeteksi kehidupan dan anjing penyelamat.
Beberapa jam setelah runtuhan awal, tanah longsor lainnya menghentikan upaya penyelamatan selama beberapa jam selama periode penting untuk menyelamatkan korban. Sejak itu, para kru dengan hati-hati menggali lapisan demi lapisan untuk menghindari lebih banyak tanah longsor. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Uskup Suharyo: Semua Agama Ajarkan Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan ap...