Bendera Rusia dan Belarusia Dilarang di Turnamen Tenis Australia Terbuka
MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM - Bendera dari Rusia dan Belarusia dilarang di lokasi turnamen tenis Australia Terbuka pada hari Selasa (17/1) setelah lebih dari satu bendera dibawa ke tribun penonton pada hari pertama turnamen Grand Slam pertama tahun ini.
Biasanya, bendera dapat ditampilkan selama pertandingan di Melbourne Park. Tapi Tennis Australia membalikkan kebijakan itu untuk kedua negara yang terlibat dalam invasi ke Ukraina yang dimulai hampir setahun lalu.
"Kebijakan awal kami adalah para penggemar dapat membawa (bendera) tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menimbulkan gangguan," kata Tennis Australia dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
“Kemarin ada insiden pengibaran bendera di pinggir lapangan. Kami akan terus bekerja dengan para pemain dan penggemar kami untuk memastikan bahwa ini adalah lingkungan terbaik untuk menikmati tenis.”
Satu bendera Rusia dikibarkan saat pemain Ukraina, Kateryna Baindl, menang 7-5, 6-7 (8), 6-1 atas pemain Rusia, Kamilla Rakhimova, di Lapangan 14 pada putaran pertama pada Senin.
Satu lagi ditampilkan kepada pemain Rusia, Daniil Medvedev, untuk ditandatangani setelah menang 6-0, 6-1, 6-2 atas Marcos Giron di Rod Laver Arena pada Senin malam.
Ditanya tentang larangan bendera baru, pemain Belarusia, Aryna Sabalenka, mengatakan setelah kemenangannya pada putaran pertama hari Selasa (17/1) bahwa dia lebih suka politik dan olah raga tetap terpisah, tetapi memahami keputusan Tennis Australia.
“Maksud saya, jika semua orang merasa lebih baik seperti ini, maka tidak apa-apa,” kata Sabalenka, semifinalis Grand Slam tiga kali yang menjadi unggulan kelima di Melbourne Park. “Saya tidak memiliki kendali atasnya. Apa yang bisa kukatakan? Mereka melakukannya. Oke. Tidak ada bendera? Tidak ada bendera.”
Sabalenka adalah salah satu atlet dari Rusia dan Belarusia yang dilarang berkompetisi di Wimbledon dan acara beregu seperti Piala Billie Jean King dan Piala Davis tahun lalu karena perang di Ukraina. Rusia menginvasi, dengan bantuan dari Belarusia, pada bulan Februari.
Pemain Rusia dan Belarusia telah diizinkan untuk mengikuti tiga turnamen Grand Slam lainnya tetapi sebagai atlet "netral", sehingga kewarganegaraan mereka tidak diakui pada jadwal atau hasil resmi untuk acara tersebut dan bendera negara mereka tidak ditampilkan di grafik TV. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...