Loading...
HAM
Penulis: Eben E. Siadari 10:05 WIB | Kamis, 02 Juni 2016

Benny Wenda Beberkan Alasan Unjuk Rasa Ribuan Rakyat Papua

Benny Wenda Beberkan Alasan Unjuk Rasa Ribuan Rakyat Papua
Sebuah foto yang dilansir oleh Kantor Benny Wenda yang menggambarkan unjuk rasa rakyat Papua baru-baru ini (Foto: Office of Benny Wenda)
Benny Wenda Beberkan Alasan Unjuk Rasa Ribuan Rakyat Papua
Unjuk rasa rakyat Papua di Manokwari menyerukan agar negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik membantu perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri (Foto: Office of Benny Wenda)
Benny Wenda Beberkan Alasan Unjuk Rasa Ribuan Rakyat Papua
Rakyat Papua di Timika turun ke jalan menyerukan agar negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik membantu perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri (Foto: Office of Benny Wenda)
Benny Wenda Beberkan Alasan Unjuk Rasa Ribuan Rakyat Papua
Unjuk rasa rakyat Papua di Jayapura menyerukan agar negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik membantu perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri (Foto: Office of Benny Wenda)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Juru Bicara Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, mengeluarkan pernyataan tentang alasan unjuk rasa besar-besaran rakyat Papua pada 31 Mei lalu. Aksi unjuk rasa itu hari ini (2/6) telah dibalas dengan unjuk rasa tandingan dari Barisan Merah Putih, sebuah kelompok pendukung NKRI.

Benny Wenda mengklaim 600 orang telah ditangkap --sebagian telah dibebaskan -- menjelang dan sepanjang unjuk rasa damai itu, yang telah menjadi pemberitaan ramai di media internasional. Menurut Benny Wenda, dalam siaran persnya, unjuk rasa tersebut bertujuan untuk menyerukan kepada delegasi negara-negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Afrika, Karibia dan Pasifik di Port Moresby, mendukung penentuan nasib sendiri bagi Papua.

Kompas mengatakan, berdasarkan pantauan, demo yang berlangsung di depan Universitas Cendrawasih, Jayapura diikuti ratusan orang, mulai pukul 08:00 WIT. Sementara Juru Bicara KNPB, Bazoka Logo, menyatakan, total sebanyak 5.000 orang yang dikerahkan pihaknya dalam aksi unjuk rasa di Jayapura.

"Seluruh massa KNPB akan menggelar unjuk rasa di sejumlah titik yakni di Waena, Padang Bulan, Sentani, dan Abepura. Tujuan akhir unjuk rasa di kantor DPRD Papua di pusat kota Jayapura," kata dia, dikutip Kompas.

Tujuan seruan pengunjuk rasa, yaitu KTT African Caribbean Pacific (ACP) Summit saat ini sedang berlangsung di ibukota Papua Nugini. KTT itu dihadiri oleh perwakilan negara dan pemerintahan lainnya dari seluruh Afrika, Karibia dan Pasifik. Benny Wenda mengatakan, para pengikutnya ingin menyampaikan permohonan kepada ACP agar memberi pertolongan. Sebab, menurut Benny Wenda, rakyat Papua sedang mengalami tekanan dan dibungkam adlam menyuarakan aspirasi penentuan nasib sendiri.

"Di sebagian besar Afrika, Karibia dan Pasifik kolonialisme telah berakhir namun di Papua Barat kami terus bertahan dari kengerian kolonialisme dan genosida dengan lebih dari setengah juta orang Papua Barat diperkirakan telah tewas sejak tahun 1963," kata dia dalam siaran persnya.

"Oleh karena itu kami meminta keluarga Afrika Karibia dan Pasifik untuk mendukung kami dalam solidaritas," tulis dia.

Benny Wenda mengatakan unjuk rasa yang digelar di Papua dan di beberapa kota Indonesia bertujuan untuk menuntut diberikannya  hak dasar mereka untuk menentukan nasib sendiri sebagai mana juga sudah disuarakan oleh Melanesian Spearhead Group ( MSG). Demonstrasi diadakan di berbagai kota termasuk: Jayapura, Biak, Fakfak, Gorontalo, Jakarta, Manokwari, Nabire, Paniai, Sorong, Timika, Wamena, Yalimo dan Yahukimo.

Benny Wenda mengklaim polisi Indonesia telah menangkap sekitar 597 karena bergabung dengan demonstrasi damai.
Berdasarkan laporan yang belum dikonfirmasi, kata Bennw Wenda, sebanyak 469 orang ditangkap di Port Numbay / Jayapura, 112 orang ditangkap di Wamena, 7 orang ditangkap di Manado, 6 orang ditangkap di Gorontalo dan 3 orang yang ditangkap di Yahukimo.

Mereka yang ditangkap di Manado serta 70 orang yang ditangkap di Wamena masih diyakini berada di tahanan dan masih berisiko disiksa seperti banyak tahanan politik Papua Barat lainnya.

"Oleh karena itu atas nama rakyat Papua saya memohon semua kelompok hak asasi manusia, negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik serta seluruh dunia, bergabung bersama kami untuk menyerukan pembebasan tahanan," kata dia.

"Adalah bukan kejahatan untuk  menyerukan secara damai dukungan internasional bagi hak-hak dasar manusia. Kami orang Papua Barat berisiko mengalami kepunahan kami sebagai manusia dalam beberapa dekade berikutnya jika pendudukan ilegal dan genosida mengerikan ini berlanjut," tutur dia.

Aksi Tandingan

Sementara itu Detik.com melaporkan hari ini  Barisan Merah Putih, sebuah kelompok pembela NKRI di provinsi Papua, mengadakan aksi unjuk rasa tandingan.

Dilaporkan ribuan orang turun ke jalan di Jayapura, Papua. Menurut Detik.com, unjuk rasa itu diikuti banyak anggota masyarakat. Bisa dilihat pada aktivitas perdagangan di wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom yang terhenti. Pasar tradisional dan pertokoan tutup.

Warga memang diajak untuk turun ke jalan melakukan aksi demo menentang gerakan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan ULMWP

Sehari sebelumnya surat edaran yang dikeluarkan Ketua Barisan Merah Putih dan Ketua Kerukunan Sulawesi Selatan telah diedarkan pasar- pasar dan semua toko, bahkan supermarket untuk ikut melakukan unjuk rasa damai.

Marten Sremsrem seorang pihak keamanan pasar dari Dinas Perindakop Kota Jayapura, mengatakan, walau sudah ada pemberitahuan dari kepala pasar bahwa Pasar Yotefa tetap dibuka, namun banyak penjual yang memilih tutup.

"Tetapi pada kenyataannya Pasar Yotefa pada hari ini tampak sepi, bukan hanya penjual tetapi juga sepi pembeli," ujarnya.

Dalam selebaran ajakan demo dari Barisan Rakyat Pembela NKRI meminta semua elemen baik suku, agama dan kelompok profesi turun jalan menyuarakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Barisan Rakyat Pembela NKRI juga meminta maaf apabila aktivitas bisnis terganggu. "Kita korbankan waktu sejenak untuk menciptakan iklim perekonomian yang lebih baik dalam jangka panjang. Mari kita hormati saudara-saudara kita yang menyuarakan NKRI," bunyi isi selebaran tersebut.

Editor : Eben E. Siadari

Baca Juga:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home