Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pasar Yakopan 2016
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memperingati ulang tahun ke-34 Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) pada Senin (26/9) malam di pelataran Kantor Kompas Yogyakarta Jl. Suroto No. 2A Kotabaru Yogyakarta dibuka Pasar Yakopan. Acara yang rutin diselenggarakan setiap tahun akan berlangsung hingga 1 Oktober 2016.
Sebagaimana sebuah pasar, Pasar Yakopan diisi lapak usaha kuliner, pedagang barang bekas (klithikan), kerajinan tangan, maupun pelaku seni, terlebih pada barang-barang maupun karya ataupun seni dan budaya tradisi yang terpinggirkan dan sudah mulai jarang ditemui sehari-hari semisal topeng, wayang karton, keris, batik, lukis wajah, karikatur dan tak ketinggalan aneka jajanan dan makanan tradisional.
Dua lapak Kopi Jo dan Singsut Kopi melengkapi Pasar Yakopan di selasar BBY, sementara di dalam gedung SURVIVE!, sebuah komunitas perupa Yogyakarta yang memiliki kepedulian atas penyelamatan lingkungan serta ketidakadilan eksploitasi SDA yang sering menyengsarakan masyarakat bersama pedagang lainnya turut membuka lapaknya.
Di panggung pojok BBY acara dimeriahkan dengan perform Acapella Mataraman pimpinan Pardiman Djoyonegoro. Pembukaan Pasar Yakopan 2016 pada tanggal 26 September bertepatan dengan acara reguler Jazz Mben Senen yang rutin digelar BBY setiap Senin malam. Setelah Pasar Yakopan 2016 dibuka secara resmi oleh pendiri BBY, Sindhunata panggung diramaikan dengan jamm session oleh komunitas Jazz Mben Senen.
Dalam sambutannya Sindhunata menyampaikan kabar gembira atas penghargaan kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pegiat Komunitas-komunitas Budaya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Jumat (23/9) yang tidak terlepas dari partisipasi secara bersama-sama oleh seluruh anggota komunitas.
"Di sinilah kita membangun kekeluargaan, persaudaraan, pertemanan, tanpa formalitas apapun dan bisa berlanjut sedemikian rupa. Apa yang dipentaskan di BBY rasanya bisa menjadi pertunjukan yang menghibur buat kita semua justru karena spontanitasnya dan keapaadaannya," kata Romo Sindhu, panggilan akrab Sindhunata dalam sambutannya.
Dalam suasana kekeluargaan dan kesederhanaan, dari tempat ini selalu muncul ide-ide pembaharuan, inovasi-inovasi, dan juga melahirkan seniman-seniman besar di tanah air.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...