Beragam Tanggapan di Ukraina pada Pemberian Nobel Perdamaian
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Sehari setelah menerima Hadiah Nobel Perdamaian bersama rekan-rekan aktivis hak asasi manusia dari Belarusia dan Rusia, kepala Pusat Kebebasan Sipil Ukraina memuji karya rekan-rekan pemenangnya tetapi memperingatkan agar tidak menggabungkan ketiganya menjadi satu narasi seperti Perang Dingin.
“Kami tidak melihat, dan kami seharusnya tidak melihat, hadiah ini … sebagai narasi Soviet tentang negara-negara persaudaraan,” kata Oleksandra Matviychuk pada konferensi pers pada hari Sabtu (8/10) di Kiev, ibukota Ukraina. "Ini adalah kisah tentang berperang melawan musuh bersama."
Komentar Matviychuk muncul sehari setelah beberapa orang di Ukraina menyuarakan reaksi beragam terhadap keputusan komite Nobel untuk memberikan hadiah kepada organisasinya bersama dengan aktivis Belarusia yang dipenjara, Ales Bialiatski, dan kelompok hak asasi manusia paling terkenal di Rusia, Memorial.
Pusat Kebebasan Sipil Ukraina didirikan pada tahun 2007 untuk membela hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum.
Berit Reiss-Andersen, ketua Komite Nobel Norwegia, mengatakan panel memutuskan untuk menghormati "tiga pejuang luar biasa hak asasi manusia, demokrasi dan hidup berdampingan secara damai."
Beberapa orang Ukraina menyatakan kebencian atas apa yang mereka lihat sebagai mengelompokkan Ukraina dalam kategori yang sama dengan Rusia dan Belarusia, yang wilayahnya digunakan Moskow untuk mengobarkan perangnya di Ukraina.
Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengolok-olok hadiah itu dalam sebuah tweet pada hari Jumat (7/10), dengan mengatakan bahwa komite tersebut memiliki "pemahaman yang menarik tentang kata 'perdamaian'."
Pembela hak asasi manusia Belarusia dan Rusia “memperjuangkan hak-hak orang-orang dalam kediktatoran,” sementara di Ukraina, kelompok-kelompok seperti Pusat Kebebasan Sipil mendokumentasikan “kejahatan perang dari kediktatoran ini, karena rudal terbang ke Ukraina dari Belarusia dan Rusia,” Ukraina jurnalis, Anastasia Magazova, tweeted hari Jumat.
“Terlepas dari semua penghargaan pada pejuang HAM dari Rusia dan Belarusia, Ukraina tidak ingin perjuangan hak asasi manusia di tiga negara dianggap sama,” tulis Magazova, yang telah meliput Ukraina untuk publikasi Jerman dan Ukraina sejak tahun 2014.
Matviychuk, kepala kelompok kebebasan sipil Ukraina, pada hari Sabtu (8/10) menolak anggapan bahwa pemberian hadiah kepada perwakilan dari tiga negara pada saat yang sama mengurangi arti pentingnya.
Hadiah itu, “yang menjadi milik semua orang Ukraina yang berjuang untuk kebebasan dan demokrasi,” adalah simbol perjuangan “untuk kebebasan Anda dan kami,” katanya, merujuk pada ungkapan yang sering diulang oleh para pembangkang Uni Soviet.
“Rusia masih belum mengatasi kompleks kekaisarannya. Ini adalah ancaman. Sama seperti di Belarusia, di mana Lukashenko menyerahkan tanahnya untuk diduduki,” kata direktur eksekutif pusat itu, Oleksandra Romantsova.
Romantsova memuji karya Bialiatski dan Memorial, yang dia tunjukkan sebagai organisasi pertama yang mendokumentasikan kejahatan perang Rusia selama perang pertama 1994-1996 di Chechnya, wilayah mayoritas Muslim di sisi selatan Rusia yang telah berperang dua kali dengan Moskow untuk kemerdekaan.
“Mungkin jika dunia telah memperhatikan kejahatan perang di Chechnya sejak awal, kita tidak akan memiliki perang di Ukraina hari ini,” kata Romantsova.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada hari Sabtu belum menelepon kelompok Ukraina untuk memberi selamat atas hadiah itu, yang baik Matviychuk dan direktur eksekutif organisasi menepisnya sebagai tidak signifikan, mengingat perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Tidak mungkin Zelenskyy bisa mencapai salah satu dari mereka pada hari Jumat setelah berita itu tersebar, katanya.
“Saya tidak ingin siapa pun melalui perang, tetapi waktu yang rumit ini memberi kami waktu untuk menunjukkan kualitas terbaik yang kami miliki, dari petani yang melindungi tanah atau traktornya hingga presiden yang tidak melarikan diri dari negara selama perang,” kata Matviychuk. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Bintang Indriato Rilis Album Jazz Ikrar Cinta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bintang Indrianto berkolaborasi dengan musisi Freza Anhar meluncurkan alb...