Bersepeda Sebaiknya Dilakukan dengan Intensitas Ringan
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pakar kedokteran olahraga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenal Muttaqin Sofro mengatakan olahraga bersepeda di masa pandemi sebaiknya dilakukan dengan intensitas ringan untuk menjaga pasokan oksigen dalam tubuh karena pesepeda tetap harus mengenakan masker.
"Olahraga bersepeda di luar rumah itu kan tujuanya rekreasi untuk senang-senang, lakukan dalam intensitas ringan saja. Kalau saat bersepeda berbicara sudah tidak jelas atau tersendat-sendat tandanya intensitasnya berat dan ini berbahaya," kata Zaenal Muttaqin melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (30/6).
Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan ( FKKMK) UGM ini berharap saat bersepeda, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker untuk meminimalisasi risiko penularan COVID-19.
Meski demikian, kata dia, harus diimbangi dengan intensitas yang ringan. Sebab, saat olahraga dilakukan dengan intensitas berat pasokan oksigen dalam tubuh menurun ditambah penggunaan masker mengurangi masuknya oksigen ke paru-paru.
Olahraga dengan intensitas berat ini yang berkelanjutan dapat menimbulkan terjadinya "hypoxia" atau kekurangan oksigen jaringan. Kondisi itu dapat memperlambat kerja jantung dan juga menimbulkan saluran nafas terjepit yang tak jarang mengakibatkan kematian mendadak saat berolahraga.
Selain itu, Zaenal juga meminta masyarakat melengkapi diri dengan alat pelindung, seperti helm, untuk keselamatan saat bersepeda. Lalu, tetap menjaga jarak antarpesepeda sekitar 6 meter untuk menghindari risiko penularan dan menjaga keselamatan saat bersepeda di jalanan.
Para pesepeda juga diharapkan membawa minuman sendiri untuk menjaga kecukupan asupan cairan. Dengan menyiapkan minum sendiri harapannya pesepeda tidak mampir di warung untuk membeli minuman yang bisa berisiko terjadi penularan.
"Saat bersepeda jangan berjajar-jajar karena berbahaya. Lalu pilihlah jalan yang sepi atau aman dari kendaraan bermotor," kata dia.
Dengan mematuhi langkah-langkah tersebut, Zaenal manilai bersepeda di luar rumah dapat berlangsung aman sekaligus mampu meningkatkan imunitas.
Meskipun begitu, dia menyarankan masyarakat cukup bersepeda secara statis di dalam rumah. Selain lebih aman, juga bisa menjadikan badan tetap bugar saat menjalankan aktivitas sehari-hari karena dilakukan dengan kecepatan mengayuh tetap (50 rpm) dangan beban yang disesuaikan dengan intensitas sedang, yaitu 60-80 persen dengan denyut nadi maksimum (220-usia).
Olahraga fisik tersebut, menurut dia, melibatkan otot besar, bersifat ritmis, serta berkelanjutan.
Ia berharap olahraga dengan sepeda tidak dilakukan secara berlebihan dengan intensitas tinggi karena justru bisa mengganggu kesehatan.
Menurut dia, bersepeda harus dilakukan dengan mengacu FITT principle yakni frequency, intensity, time, and type. Dilakukan 3-5 kali per minggu, intensitas sedang, dan durasi selama 30-45 menit.
"Bersepeda di luar rumah bisa dilakukan dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan, tetapi saat pandemi ini lebih baik dengan bersepeda dengan sepeda statis dulu," kata dia. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...