Bersih-bersih Abu Sinabung
KABANJAHE, SATUHARAPAN.COM – Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 11.269 jiwa pengungsi Sinabung sudah dipulangkan ke rumah masing-masing pada Rabu (19/2).
Proses pemulangan desa-desa di luar radius 5 km itu masih terus dilakukan hingga kini. Tercatat pengungsi dari 12 desa sudah dipulangkan, yaitu Desa Batu Karang, Rimo Kayu, Desa Naman, Cimbang, Ujung Payung, Sukandebi, Gungpinto, Kutambelin, Tanjung Merawa, Tiga Pancur, dan Beganding. Total pengungsi yang dipulangkan itu meliputi 3.387 keluarga.
Deputi Penanganan Darurat BNPB Ir Tri Budiarto MSi mengatakan pengungsi dari desa-desa dengan radius 0 – 3 km belum diperbolehkan pulang. Pengungsi dari desa di radius 3-5 km baru diperbolehkan pulang jika status Gunung Sinabung sudah normal.
Pemulangan pengungsi itu sudah dimulai 14 Februari. BNPB juga memberikan bantuan peralatan kebersihan berupa sapu lidi, sapu ijuk, kain pel, ember, gayung dan karet pendorong ke pengungsi yang sudah diizinkan pulang.
Pemuda Gereja
Seiring dengan pemulangan pengungsi, kegiatan bersih-bersih pun dimulai di wilayah yang terkena dampak erupsi Sinabung. Bukan hanya korban letusan, kegiatan itu melibatkan banyak kalangan.
Persadaan Man Anak Gerejanta (Permata), persekutuan kategorial bagi pemuda Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), contohnya, seperti dilaporkan Humas Moderamen GBKP, juga turun tangan membersihkan abu vulkanik Sinabung di permukiman warga.
Kegiatan bersih-bersih digelar Sabtu (15/2) melibatkan Permata Klasis Medan-Namorambe, Klasis Sibolangit, Permata Runggun Rumah Pil-pil, dan beberapa orang Permata Pusat. Kegiatan itu dikoordinir oleh Kabid Diakonia dan Koordinator posko GBKP Pdt Agustinus Purba dan koordinator lapangan oleh Permata Pusat Josua Tarigan.
Kegiatan membersihkan perkampungan itu dilaksanakan di Desa Naman Teran, Kecamatan Naman Teran, bekerja sama dengan TNI/Polri.
"Beberapa desa di luar radius 5 km sudah diperbolehkan pulang ke kampung, namun perkampungan dan rumah mereka tertutup abu tebal. Kami berinisiatif untuk ikut ambil bagian membersihkan perkampungan," kata Josua Tarigan.
Kegiatan awal itu akan diikuti kegiatan-kegiatan berikutnya. “Kami sudah mengirim surat ke Permata -Permata Klasis, berharap teman-teman lain menyusul untuk mengambil bagian dalam kegiatan ini," Josua melanjutkan. (bnpb.go.id/gbkp.or.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...