Bersih-bersih Massal Abu Vulkanik di Kota Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pada Sabtu (15/2) Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada umumnya dan Pemerintah Kota Yogyakarta pada khususnya melakukan bersih-bersih massal abu vulkanik. Sejumlah titik yang mendapat perhatian khusus untuk dibersihkan, antara lain Bandar Udara Internasional Adi Sutjipto, perempatan Tugu Yogyakarta, Taman Parkir Abu Bakar Ali, sepanjang Jalan Malioboro, dan Titik Nol Kilometer.
Bersih-bersih massal ini melibatkan berbagai unsur, seperti kepolisian, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil), Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Yogyakarta maupun dari kabupaten-kabupaten yang diperbantukan untuk membersihkan wilayah di Kota Yogyakarta. Mereka menggunakan berbagai peralatan, seperti papan, cangkul, sapu, karung, pompa air, mobil penyemprot, traktor, dan truk untuk membersihkan wilayah Kota Yogyakarta.
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti terlihat memimpin langsung kegiatan bersih-bersih ini. Ditemui di Jalan Malioboro, Haryadi Suyuti mengatakan bahwa upaya bersih-bersih baru dilakukan hari ini karena perlu berkoordinasi dengan perangkat setempat. “Sejak abu vulkanik melanda Yogyakarta pada Jum’at (14/2), kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kimpraswil, kepolisian, dan PU untuk mengantisipasi dengan berbagai hal. Salah satu antisipasi tersebut adalah melakukan bersih-bersih massal sejak pagi hari ini,” demikian disampaikan oleh Haryadi Suyuti.
Lebih lanjut Haryadi Suyuti mengatakan, “Bersih-bersih ini dilakukan di beberapa titik yang dianggap vital, seperti jalan-jalan protokol, antara lain Jalan Sudirman, Jalan Malioboro, perempatan Tugu, dan Titik Nol Kilometer. Selain jalan-jalan protokol, hari ini kami juga melakukan hal serupa di Bandara Adi Sutjipto dan sejumlah fasilitas penting lainnya. Hal ini dilakukan agar aktivitas warga masyarakat dapat berlangsung dengan normal. Selain itu, bandara yang telah ditutup sejak Jum’at kemarin dapat berfungsi kembali demi kelancaran arus penerbangan dari dan ke Yogyakarta”.
Sebelum melakukan bersih-bersih, Haryadi Suyuti memimpin apel di Balaikota yang dimulai pada pukul 07.00 WIB. Dalam apel tersebut, Walikota Yogyakarta ini memberikan sejumlah arahan kepada bawahannya, seperti himbauan untuk membersihkan abu vulkanik, baik di jalan-jalan protokol maupun lingkungan sekitar tempat tinggal. Haryadi juga menghimbau kepada bawahannya untuk menyampaikan kepada tetangga atau kerabat untuk bergotong-royong membersihkan abu vulkanik di sekitar tempat tinggal masng-masing. Haryadi juga menyampaikan kepada masyarakat agar jangan panik namun tetap waspada.
Upaya bersih-bersih yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut diawali dengan penyemprotan menggunakan pompa air atau mobil penyemprot tanaman. Petugas selanjutnya menyapu abu yang dialiri oleh air ke saluran-saluran air yang berada di sepanjang jalan. Di sisi lain, petugas juga menggunakan cangkul atau papan untuk mengumpulkan abu vulkanik yang luput dari penyemprotan. Abu vulkanik kemudian dimasukkan ke dalam karung, dikumpulkan ke atas traktor, dan diangkut dengan menggunakan truk.
Tanggap Bencana di Yogyakarta Hingga 20 Februari 2014
Terpisah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menyatakan bahwa tanggap bencana diberlakukan hingga tanggal 20 Februari 2014. Ditemui di Kampung Ketandan saat penutupan Festival Budaya Tionghoa, Sri Sultan HB X mengatakan, “Mengingat kondisi yang terjadi saat ini, maka status tanggap darurat diberlakukan mulai Jum’at (14/2) hingga Kamis (20/2),” demikian disampaikan oleh Sultan pada Jum’at (14/2) malam.
Menurut Kepala Bagian Humas Sekretaris Daerah Provinsi DIY (Kabag Humas Setda DIY) Iswanto, status tanggap darurat tersebut telah ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY No. 27/KEP/2014 yang ditandatangani pada Jum’at (14/2).
“Dalam SK tersebut disebutkan bahwa status tanggap darurat ditetapkan mulai 14-20 Februari 2014. Melalui SK tersebut, Gubernur juga menghimbau kepada masyarakat untukmengurangi aktivitas di luar rumah apabila tidak ada keperluan yang mendesak, dengan alasan kesehatan dan keterbatasan jarak pandang. Selain itu, Gubernur juga meliburkan sekolah selama 2 hari, terhitung sejak Jum’at-Sabtu, 14-15 Februari 2014. Terakhir, Gubernur juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi-informasi yang tidak jelas asal-usulnya,” kata Iswanto pada sabtu (15/2).
Disinggung tentang dana tanggap darurat tersebut, Iswanto menyatakan bahwa bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan dana tak terduga sebesar Rp. 3 Millar.
“Pemkot telah menyediakan dana tak terduga sebesar Rp. 3 Miliar untuk mengantisipasi dan mengangani bencana abu vulkanik yang melanda seluruh wilayah Kota Yogyakarta,” kata Iswanto.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...