BI: Defisit Transaksi Berjalan Turun Jadi 1,83 Persen PDB
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulan III 2016 menunjukkan perbaikan ditandai dengan peningkatan surplus yang signifikan dan penurunan defisit transaksi berjalan.
Menurut siaran pers Bank Indonesia, hari ini (11/11), NPI pada triwulan III mencatat surplus sebesar US$ 5,5 miliar, meningkat signifikan dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,2 miliar.
Sementara itu defisit transaksi berjalan juga menurun dari US$ 5,0 miliar (2,2% PDB) pada triwulan II 2016 menjadi US$ 4,5 miliar (1,8% PDB) pada triwulan III 2016.
Surplus yang dicatat oleh NPI dikarenakan menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Ini merupakan gambaran semakin baiknya keseimbangan eksternal perekonomian dan turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.
Sedangkan penurunan defisit transaksi berjalan didorong oleh oleh perbaikan neraca perdagangan barang dan jasa yang ditandai oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ini tidak terlepas dari meningkatnya harga ekspor komoditas primer dan menurunnya impor nonmigas. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas juga berhasil ditekan seiring dengan meningkatnya ekspor gas. Sedangkan defisit neraca jasa juga menurun terutama karena surplus neraca jasa perjalanan yang meningkat pada triwulan laporan.
Surplus transaksi modal dan finansial terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi langsung yang meningkat signifikan menjadi US$5,2 miliar, dipengaruhi oleh neto penarikan utang korporasi antar-afiliasi pada triwulan III 2016 setelah pada triwulan sebelumnya mencatat neto pembayaran utang.
Di samping itu, meski menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, surplus investasi portofolio masih tercatat dalam jumlah yang besar, didukung oleh sentimen positif terkait implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Surplus investasi portofolio terutama berasal dari pembelian SBN rupiah dan saham oleh investor asing yang meningkat serta net inflows dari penjualan surat utang asing oleh penduduk.
Selain itu, defisit investasi lainnya tercatat lebih rendah ditopang oleh neto penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan neto penarikan simpanan penduduk di luar negeri.
Perkembangan NPI tersebut pada gilirannya memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan devisa meningkat dari US$109,8 miliar pada akhir triwulan II 2016 menjadi US$115,7 miliar pada akhir triwulan III 2016. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,5 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...