BI: Ekonomi Global Diprediksi Menguat Terbatas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara menilai ketidakpastian di pasar keuangan global perlahan mereda setelah pengumuman kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Namun demikian, menurut dia, pemulihan ekonomi global diperkirakan masih akan terbatas.
“Kenaikan FFR (Fed Fund Rate) pada 17 Desember 2015 yang telah diantisipasi pasar serta pernyataan the Fed bahwa normalisasi akan dilakukan secara gradual dan terbatas tidak menimbulkan gejolak di pasar keuangan global,” kata Tirta Segara dalam keterangan resminya di Jakarta, pada hari Kamis (14/1).
Sementara itu, lanjutnya, harga komoditas global masih terus mengalami penurunan, termasuk harga minyak dunia. Perbaikan ekonomi AS pun masih tertahan, sejalan dengan masih lemahnya indikator penjualan eceran dan personal expenditure, serta masih terkontraksinya sektor manufaktur.
“Di Eropa, pemulihan ekonomi terus berlanjut didorong oleh perbaikan permintaan domestik, meskipun belum mampu meningkatkan inflasi yang masih rendah. Ekonomi Jepang juga diperkirakan masih lemah, seiring dengan melemahnya konsumsi,” katanya.
Menurut Tirta Segara, perekonomian Tiongkok juga diperkirakan masih melambat, di tengah berbagai upaya stimulus, baik melalui kebijakan moneter dan fiskal maupun reformasi di sisi penawaran.
“Reaksi pasar terhadap perlambatan ekonomi dan konsistensi dalam upaya liberalisasi pasar keuangan di Tiongkok menimbulkan tekanan di pasar sahamnya,” tambahnya.
Ke depan, kata dia, risiko terkait perlambatan ekonomi Tiongkok dan terus menurunnya harga komoditas global perlu terus dicermati. (kemenkeu.go.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...