BI Mulai Terjun Langsung ke Pasar Pasok Dolar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia terjun langsung ke pasar memasok dolar tidak lagi melalui bank yang menjadi agen, sebagai salah satu upaya untuk mengangkat nilai tukar rupiah. Trader di pasar uang mengatakan hal itu hari ini, sebagaimana dikutip oleh asiaone.com.
Langkah yang tidak biasa ini menunjukkan tekad yang kuat dari otoritas moneter untuk mendukung kinerja rupiah yang telah menjelma menjadi salah satu mata uang berkinerja terburuk tahun ini.
Pagi ini kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun tujuh poin dari posisi terakhir kemarin menjadi Rp14.140 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan nilai tukar dolar AS kembali bergerak menguat di kawasan Asia setelah pemangkasan suku bunga acuan serta Giro Wajib Minimum oleh Bank Sentral Tiongkok belum sepenuhnya mendapat respons positif dari pasar.
"Rupiah juga ikut tertekan. Pemangkasan proyeksi produk domestik bruto oleh Bank Indonesia menambah keyakinan bahwa perlambatan ekonomi akan tetap hadir paling tidak sampai akhir tahun ini," kata dia, sebagaimana dikutip Antara.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, Selasa (25/8) mengatakan BI sedang memperkuat langkah-langkah untuk mengangkat rupiah dengan melakukan inetrvensi dalam jumlah besar ke pasar mata uang dan pasar surat utang pemerintah.
Ia menambahkan, BI berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk melakukan buy back saham BUMN dan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk membeli surat utang pemerintah di pasar sekunder.
Tadi malam, seusai memberikan penjelasan kepada DPR, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, BI berada di pasar untuk menjaga agar pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berfluktuasi tajam. Ia juga memastikan bahwa BI menjamin agar cadangan devisa tetap tersedia untuk mendukung perekonomian.
"Dalam jangka pendek mohon tetap tenang kalau ada tekanan terhadap rupiah, karena banyak mata uang negara tetangga yang lebih tertekan," katanya.
Agus menjelaskan kurs rupiah dan bursa saham Indonesia saat ini mengalami tekanan eksternal dari rencana penyesuaian suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), rendahnya harga minyak dunia, dan aksi devaluasi yuan Tiongkok.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...