Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 10:12 WIB | Selasa, 11 Oktober 2016

BI: Pelonggaran LTV 2015 Tahan Penurunan KPR

Sejumlah warga berada di halaman depan salah satu rumah susun sewa (rusunawa) di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (9/9). Keberadaan rusunawa tersebut diharapkan mampu mengatasi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat. Sementara pada tahun 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun lebih dari 11.000 unit rusunawa selama tahun 2016 di seluruh Indonesia dengan proporsi pembangunan rusunawa akan dilakukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja, TNI, Polri, Mahasiswa, dan Pondok pesantren (ponpes). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Ita Rulina mengatakan kebijakan pelonggaran Loan to Value (LTV) 2015 mampu menahan penurunan lebih dalam KPR, namun belum cukup kuat untuk meningkatkan pertumbuhan.

"Jadi masih perlu diwaspadai perlambatan pertumbuhan KPR yang diikuti oleh penjualan korporasi publik sektor properti," ujarnya saat menjadi narasumber temu wartawan daerah Bank Indonesia di Jakarta, hari Selasa (11/10).

Sementara untuk penjualan properti residensial triwulan II- 2016 sendiri cenderung turun melambat dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. 

"Untuk risiko kredit properti cenderung meningkat dengan NPL per Juli 2016 tertinggi di kredit kontruksi 4, 70 persen diikuti KPR 3,18 persen dan kredit jasa real estate 2,12 persen,"tuturnya.

Ia menambahkan berdasarkan jenis KPR, NPL rukan tertinggi mencapai 3,98 persen di bulan Juli diikuti NPL rumah tapak yang cenderung lebih tinggi dari NPL apartemen.

"NPL rumah tapak berkisar 2,73 persen- 2,97 persen. NPL rusun sekitar 3,16 persen," katanya.

Ke depan dikatakannya untuk penyempurnaan LTV perlu dilakukan secara proporsional dan terukur dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home