BI Perkirakan Dampak Kenaikan BBM akan Terkendali
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia memperkirakan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi akan berlangsung secara terkendali dan temporer sekitar tiga bulan dengan puncaknya pada Desember 2014.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan di Jakarta, Senin (1/12), menghadapi kenaikan BBM, BI akan memperkuat bauran kebijakan dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk meminimalkan dampak lanjutan yang ditimbulkan serta mengelola ekspektasi inflasi.
"Dengan bauran kebijakan tersebut dan berbagai langkah kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya, Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi tetap akan terkendali dan dapat segera kembali pada lintasan sasarannya, yaitu empat persen plus minus satu persen pada tahun 2015," ujar Tirta.
Inflasi pada November 2014 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK mencapai 1,50 persen (mtm), meningkat dari 0,47 persen (mtm) pada bulan Oktober 2014. Peningkatan inflasi terutama bersumber dari naiknya inflasi kelompok administered price dan volatile foods. Secara tahunan, inflasi IHK pada November mencapai 6,23 persen (yoy).
Inflasi administered prices meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat dan tarif tenaga listrik (TTL). Inflasi administered price pada November tercatat sebesar 4,2 persen (mtm) atau 11,39 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 1,34 persen (mtm).
Inflasi volatile food juga meningkat dari 0,24 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 2,37 persen (mtm) atau 7,96 persen (yoy) pada bulan November, terutama bersumber dari kenaikan harga aneka cabai yang tinggi, di atas pola historisnya, akibat musim kemarau.
Sementara itu, kenaikan inflasi inti relatif sesuai dengan perkiraan, yakni mencapai 0,4 persen (mtm) atau 4,21 persen (yoy). Hal itu antara lain dipicu oleh kenaikan biaya transportasi sejalan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. (Ant)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...