BI Perkirakan Inflasi Rendah Saat Ramadan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi hingga memasuki Ramadan akan rendah karena konsumsi yang menurun, salah satunya disebabkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan di sejumlah daerah.
“Ini yang akan mempengaruhi pola konsumsi apakah pada April dan bulan Ramadan yang mengurangi tekanan inflasi,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring di Jakarta, Jumat (17/4).
Sebelumnya pemerintah menetapkan masa darurat bencana non-alam virus corona hingga 29 Mei 2020.
Selain itu, sejumlah daerah di Tanah Air menetapkan PSBB seperti DKI Jakarta, disusul Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Pekanbaru, dan Makassar.
Berkurangnya mobilitas manusia termasuk larangan mudik, diperkirakan akan berkontribusi mengurangi tekanan inflasi dari sisi konsumsi.
Pemerintah baik pusat dan daerah, lanjut dia, memastikan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat melalui peran Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
Faktor lain, kata dia, juga dipengaruhi kondisi ekonomi yang menurun, memperkuat ekspektasi inflasi yang juga rendah.
Bank sentral ini sebelumnya memperkirakan inflasi pada minggu kedua April 2020 mencapai 0,2 persen secara bulanan dan 3 persen secara tahunan.
Selain itu, ucap Perry, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat dan harga komoditas yang rendah juga mendorong inflasi yang rendah. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...