BI Sebenarnya Bisa Turunkan Suku Bunga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Property Watch menilai Bank Indonesia (BI) seharusnya menurunkan tingkat suku bunga acuan mengingat kondisi aktivitas perekonomian warga yang melemah.
"Kondisi pasar mulai melemah dan sektor riil yang tidak berjalan karena tingginya suku bunga. Dengan kondisi ini seharusnya memang BI segera memberikan stimulus salah satunya dengan penurunan BI Rate (suku bunga acuan)," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, di Jakarta, Sabtu (21/2).
Menurut Tranghanda, telah lama dinyatakan bahwa tingkat suku bunga acuan yang tinggi akan memberikan tekanan pada daya beli konsumen untuk membeli rumah.
Hal itu, lanjut dia, mengingat sebagian besar konsumen properti di Indonesia saat ini masih mengandalkan pembeliannya melalui kredit pemilikan rumah (KPR).
Apalagi, kata dia, saat ini kisaran bunga KPR komersial berkisar antara 12 dan 13 persen yang dinilai masih terbilang tinggi.
Tranghanda menambahkan bahwa dua atau tiga tahun lalu konsumen mendapat bunga promosi yang berkisar 8,5 sampai 9 persen.
“Maka, dengan patokan bunga mengambang komersial saat ini, akan terjadi lonjakan cicilan per bulannya yang bisa mencapai 30 persen," dia mengakhiri penjelasannya.
Selasa lalu Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 7,5 persen untuk bulan Februari 2015. Ini berarti penurunan sebesar 25 bps (basis poin). dibanding BI Rate Januari yang sebesar 7,75 persen
"Kebijakan ini diambil dengan keyakinan inflasi akan terkendali dan rendah di kisaran 4% plus minus 1% pada 2015. BI menyambut baik reformasi subsidi, pembangungan infrastruktur. BI berpandangan dengan disetujui APBN, dan langkah tersebut akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas," demikian keterangan Gubernur BI, Agus Martowardojo.
(Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...