BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,9 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi antara 4,9 - 5,3 persen pada 2016 dari proyeksi sebelumnya di 5 - 5,4 persen, menyusul diturunkannya belanja kementerian/lembaga dan transfer ke daerah sebesar Rp133,8 triliun.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, mengatakan pemangkasan anggaran dari APBN akan mempengaruhi laju perekonomian di kuartal III dan kuartal IV yang diperkirakan bank sentral masing-masing sebesar 5 persen dan menyusut di bawah 5 persen di kuartal terakhir.
"Kami perkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang di semester I cukup terbantu oleh pengeluaran pemerintah di investasi dan konsumsi, kalau di semester II berkurang itu akan berdampak ke perekonomian semester II," ujar Agus menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur triwulanan periode Agustus.
Agus mengatakan, meskipun diperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan, fundamental dan stabilitas ekonomi hingga saat ini masih terjaga baik.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan selain dipotongnya anggaran, bank sentral juga melihat pertumbuhan ekonomi global yang masih lesu akan terus mempengaruhi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
BI melihat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tidak akan sesuai ekspektasi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Eropa, ujar dia, akan menyusut karena dampak dari keluarnya British dari Uni Eropa (Brexit).
"Kami lihat ada proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 3,1 persen tahun dan di 2017 sebesar 3,2 persen. Padahal sebelumnya diperkirakan 2017 adalah 3,3 - 3,4 persen," ujarnya.
Faktor lainnya, kata Perry, adalah melesetnya perkiraan pertumbuhan investasi swasta di Tanah Air. Perry mengatakan di sisa tahun, kinerja dunia usaha masih menjalani pemulihan. Dengan begitu, kontribusi swasta diperkirakan belum maksimal terhadap pertumbuhan.
"Tapi Bank Indonesia yakin tren pemulihan akan tetap, dan bahwa Indonesia sudah melewati titik terendah pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun yang lalu," ujarnya.
Dalam RDG tersebut, BI juga menyatakan ruang pelonggaran moneter di sisa tahun masih terbuka, dan mempertimbangkan kondisi dan data ekonomi terbaru.
"Sikap kita netral tapi mengarah ke pelonggaran," kata Agus. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...