BI Yakin Inflasi 2015 di Bawah 4 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bank Indonesia meyakini laju inflasi sepanjang 2015 akan berada di bawah 4 persen, seiring dengan potensi deflasi atau penurunan harga-harga pada Oktober ini.
"Minggu ketiga minus 0,09 persen. Kalau 0,09 persen kan deflasi, mendukung dan kita meyakini inflasi pada 2015 akan di bawah 4 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (29/10).
Namun, lanjut Agus, harga komoditas pangan masih perlu tetap diwaspadai di mana kemarau yang diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun, dapat memengaruhi produksi pangan di sejumlah wilayah.
"Kalau koordinasi pemerintah, pemda, dan BI bisa terus ditingkatkan, inflasi akan terkendali," kata Agus.
Ia menambahkan, deflasi pada Oktober juga disebabkan faktor tidak jadinya Pemerintah melakukan penyesuaian harga untuk listrik dan gas.
"Inflasi yang tidak tinggi ini juga karena rencana penyesuaian harga listrik dan harga gas yang tidak diwujudkan di Oktober," ujar Agus.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inflasi hingga akhir tahun diperkirakan akan mencapai 3,6 persen, batas bawah target bank sentral.
"Inflasi year to date (ytd) 2,15 persen atau 6,24 persen year on year (yoy)," ujar Perry.
Pada bulan September 2015 lalu, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Kosumen (IHK) dari 121,73 pada Agustus 2015 menjadi 121,67 pada September 2015.
“(September 2015) Terjadi deflasi 0,05 persen, inflasi tahun kalender 2,24 persen, inflasi tahun ke tahun (yoy) 6,83 persen, inflasi komponen inti 0,44 persen, inflasi inti yoy 5,07 persen dari 82 kota IHK ada 36 kota mengalami deflasi dan 46 kota mengalami inflasi,” kata Kepala BPS Suryamin saat mengumumkan inflasi bulanan di kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, Kamis (1/10).
Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,07 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,40 persen.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan deflasi pada September 2015 menunjukkan stabilitas harga barang terjaga baik dan akan mendorong pemulihan di sektor riil khususnya di daya beli masyarakat.
Peningkatan produksi dan ekspansi usaha yang tertunda, lanjut Suahasil, akan mulai berjalan. Imbasnya, dunia usaha akan berhenti melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sehingga laju konsumsi domestik akan menggeliat.
"Ini harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu sektor riil. Jangan sampai lagi ada pengurangan produksi yang dalam," ucapnya pada hari Jumat (2/10).
Dengan deflasi September yang memperlambat inflasi kalender berjalan menjadi 2,24 persen (ytd) dan tahunan (yoy) 6,82 persen, Suahasil meyakini target pemerintah terbaru untuk inflasi di 4,2 persen dapat tercapai di akhir tahun.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...