Biden Diperkirakan Bicara Genosida Armenia pada Akhir Pekan
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, diperkirakan akan menyakan dan mengakui genosida Armenia pada akhir pekan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Rabu (21/4) malam, dalam sebuah langkah yang pasti akan memicu tanggapan cepat dari sekutu NATO, Turki.
Biden berjanji untuk menggunakan kata "genosida" saat dia berkampanye sebagai calon presiden tahun lalu, tidak jelas apakah dia, seperti para pendahulunya, akan menepati janjinya.
Tetapi karena hak asasi manusia terus menjadi titik fokus dari kebijakan dalam dan luar negeri pemerintahannya, Biden telah memutuskan waktu yang tepat untuk mengakui bahwa pembunuhan lebih dari 1,5 juta orang Armenia oleh Kekaisaran Ottoman sebenarnya adalah genosida.
Armenia mengatakan genosida itu terjadi mulai tahun 1915. Turki, sementara itu, mengakui bahwa orang Armenia terbunuh tetapi menyangkal bahwa itu adalah genosida.
“Sebagai calon presiden, Biden ikut memperingati 1,5 juta pria, wanita, dan anak-anak Armenia yang kehilangan nyawa di tahun-tahun terakhir Kekaisaran Ottoman. Dia kemudian mengatakan bahwa kita tidak boleh melupakan atau tetap diam tentang kampanye mengerikan ini,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, dikutip Al Arabiya English.
"Pemerintahan ini berkomitmen untuk mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan memastikan kekejaman seperti itu tidak terulang," kata pejabat itu menambahkan, mengakui bahwa Biden akan mengumumkan sikap AS itu.
Gedung Putih menolak berkomentar ketika ditanya apakah Biden telah membuat keputusan, tetapi Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan kepada wartawan bahwa presiden akan “berbicara lebih banyak” selama akhir pekan.
Pada 24 April setiap tahun, orang-orang Armenia di seluruh dunia menggelar demonstrasi dan unjuk rasa untuk memperingati genosida. Hari Sabtu besok akan menandai 106 tahun genosida itu dan saat itulah Biden diperkirakan akan bergabung dengan setidaknya 30 negara lain dalam mengakui bahwa genosida telah terjadi.
Prancis dan Jerman adalah beberapa negara yang telah mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia sebagai genosida, meskipun berulang kali mendapat peringatan dan kecaman dari Turki.
Pada hari Selasa, diplomat top Turki mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan Biden untuk tidak melanjutkan langkah tersebut.
Presiden AS, yang belum berbicara dengan Erdogan sejak menjabat, tetap bersikeras untuk mendorong janji kampanyenya, menurut sumber yang mengetahui pengumuman yang direncanakannya. Presiden AS juga telah ditekan oleh Partai Republik dan Demokrat untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Turki.
Bulan lalu, sekelompok lebih dari 35 senator menulis surat kepada Biden tentang genosida. Dan pada hari Rabu (21/4) lebih dari 100 anggota Kongres mendesak presiden untuk "menindaklanjuti komitmen Anda dan berbicara kebenaran" tentang genosida.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...