Biden Klaim ISIS Mengalami Kekalahan Besar
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden Amerika Serikat, Joseph R. Biden Jr, mengatakan Pemerintah Irak telah membuat kemajuan siginifikan dan terus berkembang dengan bantuan AS dan sekutunya dalam pertempuran melawan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di kawasan itu.
Berbicara di National Defense University, Washington, Kamis (9/4), menjelang kunjungan Perdana Menteri Irak yang baru ke kota itu pekan depan, Biden menyatakan Irak telah berhasil menghentikan momentum pejuang ISIS yang telah menguasai beberapa wilayah negara, dan menepis sebagian besar kritik yang menyatakan peningkatan pengaruh Iran di negara itu.
"Hanya ada satu masalah dengan kritik tersebut," kata Biden kepada mahasiswa, dosen dan staf di universitas tersebut. "Klaim itu tidak mewakili keadaan di lapangan," kata dia, seperti dikutip oleh The New York Times.
Kendati demikian, Biden memperingatkan berulang kali bahwa pertempuran di Irak masih jauh dari selesai. Dia mengakui pemerintah baru Irak di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Haider al-Abadi memiliki banyak pekerjaan yang tersisa untuk meningkatkan kekuatan militernya dan memperkuat lembaga-lembaga politik yang sekarang ada untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan sendiri dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Pernyataan Biden menjadi istimewa karena beberapa waktu belakangan pemimpin militer AS mengatakan kepada anggota Kongres bahwa ISIS tetap menjadi ancaman serius, setelah kehilangan sedikit dari wilayah yang dikuasainya tahun lalu. Direktur Central Intelligence Agency (CIA), John O Brennan, mengatakan dalam sebuah pidato bulan lalu bahwa ISIS memiliki persenjataan yang baik. "ISIS tidak bisa digulung dalam semalam," kata dia.
Namun, dalam pidatonya, Biden mengatakan bahwa laporan suram mengenai pertempuran dengan ISIS meremehkan situasi politik yang membaik dan keuntungan yang terjadi di medan perang.
"Hari ini di Irak, ISIS telah kehilangan daerah yang luas yang dulunya dia kuasai," kata Biden.
"Pemimpinnya telah dieliminasi. Jalur pasokan telah terputus," kata dia. "Laporan bahwa telah terjadi demorasilisasi di jajaran ISIS juga marak," tambah dia lagi.
Biden mengatakan bahwa ia tidak ingin melebih-lebihkan suasana pertempuran. Namun menurut dia, "aura ISIS yang tak terkalahkan telah dipatahkan."
Para pejabat Amerika bersikeras bahwa mereka tidak koordinasi atau bekerja sama langsung dengan milisi Syiah, meskipun secara pribadi mereka mengatakan mereka khawatir tentang potensi bahwa Iran mungkin mendapatkan terlalu banyak pengaruh di Irak.
Tetapi Biden menolak gagasan bahwa pengaruh Iran di Irak bertambah. Biden mengatakan bahwa upaya Iran untuk melakukan kontrol dalam perang terakhir melawan ekstremis di Tikrit telah terhenti. Hal itu, tambah Biden, memungkinkan PM Irak menegakkan peran pemerintahnya dalam pertempuran dan mencegah milisi yang didukung oleh Iran mengerahkan pengaruh yang lebih besar.
"Hari ini, bendera nasional Irak, dan bukan bendera ISIS, yang menggantung di atas Kota Tikrit," katanya.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...