Bio Industri Laut Mataram Jadi Laboratorium Biota Laut Acuan Dunia
LOMBOK, SATUHARAPAN.COM - Unit Pelaksana Teknis Loka Pengembangan Bio Industri Laut (UPT LPBIL) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis, 4 Agustus, seperi dikutip dari lipi.go.id, mengalami kenaikan status menjadi Balai Bio Industri Laut (BBIL) Mataram LIPI. Kenaikan status dari Eselon IV menjadi Eselon III itu diharapkan mendorong BBIL Mataram menjadi laboratorium penelitian biota laut yang menjadi acuan dunia.
Peresmian kenaikan status BBIL Mataram tersebut dilakukan Kepala LIPI bersama Gubernur NTB yang diwakili Sekretaris Daerah NTB di Kantor BBIL Mataram, Jl Raya Senggigi, Teluk Kodek, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, berharap balai yang baru saja diresmikan itu dapat berkembang menjadi lembaga acuan dalam penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi budidaya biota laut tingkat regional dan bahkan dunia.
“Selain potensi laut yang ada, keyakinan mampu menjadi kelas dunia karena balai ini juga memiliki peneliti-peneliti yang berkemampuan handal dan layak disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” katanya saat memberi sambutan dalam peresmian BBIL Mataram.
Iskandar pun yakin dan percaya, keinginan dan mimpi menjadi laboratorium kelas dunia bisa segera diwujudkan, asal melalui usaha dan kerja keras yang kuat. “Keyakinan ini berbekal pula dari informasi bahwa di bawah koordinasi Pusat Penelitian Oseanografi, balai tersebut telah terlibat dalam berbagai kerja sama penelitian internasional,” katanya.
Hal itu tampak dari kerja sama yang telah dijalin oleh BBIL Mataram, antara lain dengan Tropical Mariene Science Institute – National University of Singapore (NUS) Singapura, Leibniz Center for Tropical Marine Ecology (ZMT), Bremen, Jerman dan University of California, Los Angeles Amerika Serikat. “Dan menyusul lagi dengan Third Institute of Oceanography, State Oceanic Administration, Tiongkok,” kata Iskandar.
Pada tingkat regional, BBIL Mataram juga mengajukan diri kepada Kementerian Luar Negeri untuk menjadi pelaksana Indian Ocean Rim Association (IORA) RCSTT Coordinating Center on Marine Technology – Marine Aquaculture. Seperti diketahui, pada periode 2015-2017 Indonesia menjadi Ketua IORA.
Kontribusi LIPI
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosyadi H Sayuti, merasa senang atas kenaikan status BBIL Mataram dan mengucapkan terima kasih atas kontribusi LIPI terhadap masyarakat NTB, khususnya dalam teknologi budidaya biota laut. “Teknologi budidaya dari LIPI telah dikembangkan sejak 1990-an dan hingga kini mampu membuat NTB menjadi sentra produksi kerang mutiara mengalahkan Maluku,” katanya.
Keberhasilan itu tidak terlepas dari keberadaan LIPI melalui satuan kerja yang sekarang naik status menjadi balai, kata Rosyadi. Ia berharap, balai itu juga membantu NTB dalam program percepatan, inovasi, dan nilai tambah yang dicanangkan saat ini.
Kontribusi yang diharapkan adalah teknologi budidaya kerang mutiara dan penyuntikannya bisa lebih mudah lagi. Tidak hanya peneliti yang bisa melakukannya, melainkan juga merambah kepada pembudidaya.
Selain itu, pihak pemerintah NTB juga mengharapkan teknologi pengembangan sapi terus dikembangkan. “Dengan LIPI dan pihak lain, kami berharap pula program Bumi Sejuta Sapi bisa lebih berhasil lagi,” kata Rosyadi. Tidak hanya mampu mengirim ke 16 provinsi, tapi juga bisa ke seluruh provinsi di Indonesia.
Keberadaan LIPI di NTB dimulai sejak satuan kerja berbentuk Loka Pengembangan Bio Industri Laut (LPBIL) didirikan. Satuan kerja itu merupakan salah satu unit kerja eselon IV yang berada di bawah pembinaan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Satuan kerja tersebut sebelumnya merupakan sebuah Stasiun Penelitian Laut yang didirikan pada 1977.
Satuan kerja itu kembali berubah status pada 2002 menjadi Unit Pelaksana Teknis. Perubahan itu sesuai Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No 1013/M/2002 Tanggal 12 Juni 2002.
Sejak 2002 hingga 2015, UPT LPBIL Mataram telah melakukan kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi budidaya berbagai biota laut ekonomis penting, seperti sotong buluh (Sepioteuthis lessoniana), kerang mutiara (Pinctada maxima), teripang hitam (Holothuria atra), abalon tropis (Haliotis asinina), siput mata bulan (Turbo chrysostomus), teripang pasir (Holothuria scabra), dan lobster karang (Panulirus sp.).
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...