BJ Habibie: Cinta Merupakan Inti Kehidupan Manusia
BEIJING, SATUHARAPAN.COM Inti dari kehidupan adalah cinta yang terdiri dalam berbagai wujud, antara lain cinta kepada sesama manusia, cinta kepada karya manusia, pekerjaan, lingkungan, dan yang terpenting kepada Tuhan. Pernyataan tersebut dikemukakan mantan presiden Indonesia, Baharudin Jusuf Habibie saat menghadiri silaturrahim masyarakat Indonesia di Wisma Duta KBRI Beijing, Minggu (8/9).
Pada acara silaturrahim yang diselenggarakan oleh KBRI Beijing ini, turut dihadiri Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan dan istri, Enni. Turut hadir pula mantan Dubes China untuk Indonesia, Zhou Gang dan istri, Deng Junbing yang juga menerjemahkan buku Habibie dan Ainun ke dalam bahasa Mandarin. Ketua Dewan Direktur the Habibie Center (THC) Ahmad Watik Pratiknya, Staf Ahli THC Adrie Subono, home staff dan local staff KBRI Beijing beserta keluarga, serta sekitar seratus perwakilan diaspora dan mahasiswa Indonesia itu.
Dengan dasar cinta, rasio dan emosi manusia harus dapat bersinergi untuk menciptakan energi positif yang memungkinkan segala yang tiada menjadi ada, dan yang ada menjadi tiada, kata Habibie.
Habibie menegaskan bahwa buku Habibie dan Ainun tidak ingin bercerita tentang sebuah kisah percintaan yang cengeng, tetapi oleh seseorang yang mengalami perasaan dukacita dan kesedihan yang cukup lama, sehingga ingin menjadi sebuah pribadi yang bermakna kepada lingkungan sekitarnya.
Saat ini buku Habibie dan Ainun tersedia dalam enam bahasa asing, antara lain Inggris, Arab, Belanda, Jerman, Jepang, dan Mandarin. B.J. Habibie mengatakan bahwa tujuan dicetak buku dalam bahasa Mandarin salah satunya guna mempererat hubungan Indonesia-China.
Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin mengingat besarnya jumlah penduduk dari suku Tionghoa dan keturunannya di Indonesia. yang pada prinsipnya merupakan modal dasar bagi kedua negara untuk membangun dan meningkatkan hubungan antar masyarakat dan antar Negara, ungkap Habibie.
Imron juga berharap kaum muda dan pemimpin bangsa pada masa mendatang dapat belajar dari kisah hidup B.J. Habibie, serta meneruskan perjuangan mereka menuju Indonesia yang lebih baik.
Habibie mengatakan bahwa buku yang telah terjual 200 juta eksemplar tersebut dapat menjadi sarana menjembatani hubungan budaya dan psikologis Indonesia dan China, sekaligus memperlancar komunikasi lintas budaya antar masyarakat kedua negara. Penerbitan buku Habibie dan Ainun di RRT diharapkan dapat semakin memperluas footprint sejarah dan budaya Indonesia di Tiongkok, sekaligus memperlancar komunikasi lintas budaya antar masyarakat kedua negara, ujar Habibie. (setkab.go.id)
Editor : Bayu Probo
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...