BMKG: 299 Hot Spot Terdeteksi di Jambi
JAMBI, SATUHARAPAN.COM- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jambi menyebutkan, sebanyak 299 titik panas atau `hot spot` terdeteksi di wilayah provinsi Jambi.
"Hot spot update pada (20/8) pukul 05.00 WIB di provinsi Jambi, berdasarkan pantauan satelit terra dan aqua sebanyak 299 titik," kata Kepala Seksi dan Informasi BMKG Jambi Kurnia Ningsih di Jambi, Kamis (20/8).
Dia mengatakan `hot spot` paling banyak terdeteksi di kabupaten Muarojambi yakni 132 titik, disusul kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 78 titik, yang umumnya lahan dan hutan di dua daerah ini merupakan lahan gambut.
Di kabupaten Tanjung Jabung Barat terdeteksi 34 titik, Batanghari 14 titik, Sarolangun 12 titik, Tebo 11 titik, Merangin sembilan titik, Bungo tujuh titik, Kerinci satu titik dan Kota Jambi satu titik.
"Jumlah `hot spot` Kamis (20/8) meningkat signifikan, dari dua hari sebelumnya yang berjumlah 107 titik, dengan tingkat kepercayaan terjadinya kebakaran 24-100 persen," katanya .
Selain itu, katanya, telah terjadi berkurangnya jarak pandang, yakni hanya 1.000 meter di wilayah Jambi pada pukul
06.39 WIB, akibatnya penerbangan tujuan Jambi dialihkan ke Batam.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Jambi Arif Munandar mengatakan, petugas pemadaman kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di Jambi, sudah mulai kewalahan memadamkan api, karena terus bertambahnya kebakaran hutan dan lahan di daerah itu.
Menurut dia, pihak Manggala Agni, Kodim dan Koramil serta Masyarakat Peduli Api di masing-masing wilayah di Jambi, telah turun tangan, untuk memadamkan api kebakaran. Namun perlu dukungan operasi pemadaman dari udara sebagai aksi cepat.
"Kita berterimakasih banyak telah dibantu dari Kodim, Koramil dan pihak kepolisian dan masyarakat peduli api, serta Manggala Agni yang turun langsung ke lapangan. Namun ini semua terbatas dari segi SDM maupun peralatan, ini harus kita dukung dengan operasi udara," kata Arif.
Bantuan pemadaman api kebakaran lahan dan hutan dari udara , diperlukan mengingat beberapa wilayah seperti di Kabupaten Tanjabtim, sulit dijangkau melalui jalur darat dan tidak tersedianya sumber air.
Sementara, bantuan pemadaman dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), juga belum bisa turun ke
Jambi, karena belum ada Surat Keputusan Gubernur yang menetapkan Siaga darurat Karlahut dan kekeringan yang didukung dengan rekomendasi dari kabupaten/kota minimal dua kabupaten.
"Kita minta kabupaten/kota mengambil langkah-langkah cepat, sekarang baru Kabupaten Muarojambi sudah mengeluarkan SK, mereka telah menyatakan siaga darurat potensi bencana kekeringan dan Karlahut yang cukup serius," katanya.
"Mereka sudah mengambil langkah-langkah dan mereka sudah mengajukan waterbombing, dana `on call`, operasi darat dan udara. Namun kabupaten lain belum mengeluarkan SK sehingga SK gubernur untuk diteruskan ke BNPB belum bisa diterbitkan," katanya menjelaskan.(Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...