BMKG Deteksi 178 Titik Panas di Riau
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 178 titik panas yang menyebar di 10 kabupaten kota se-Provinsi Riau.
"Terdapat empat kabupaten dengan jumlah titik panas terbanyak, yakni Pelalawan dengan 66 titik panas, Kuantan Singingi 21 titik panas, Indragiri Hilir 26 titik panas, dan Indragiri Hulu dengan 26 titik panas," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Rabu (2/9).
Dari 178 titik panas yang terdeteksi satelit Terra dan Aqua pada pukul 16.00 WIB, 107 di antaranya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Kabupaten Pelalawan masih merupakan daerah dengan jumlah titik api terbanyak, dengan 48 titik api. Selanjutnya Indragiri Hulu 27 titik api, Indragiri Hilir 14 titik api, dan Kuantan Singingi 13 titik api. Sementara itu di Bengkalis dan Rokan Hulu masing-masing terdapat tiga dan dua titik api.
Lebih lanjut, kabut asap tebal masih terus menyelimuti empat daerah di Riau. Bahkan di Pelalawan, kabut asap dari pagi hingga petang berada di kisaran antara 400 meter dan 600 meter. Sementara di Pekanbaru kabut asap tebal tidak kunjung membaik. Pada sore hari BMKG menyatakan kabut asap berada di kisaran 1 kilometer, Dumai 2 kilometer, dan Rengat (Indragiri Hulu) 4 kilometer.
Kabut asap yang terjadi di Pekanbaru merupakan yang terburuk sejak awal Agustus lalu. Akibatnya sejumlah sekolah meliburkan siswanya hingga dua hari. Sementara itu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sempat lumpuh beberapa jam dengan 10 penerbangan mengalami gangguan.
Kabut asap juga membuat sejumlah gedung pencakar langit di Pekanbaru tampak hilang. Jalan-jalanan di Kota Bertuah tersebut juga terlihat lebih lengang dibandingkan sebelumnya.
Pemerintah Provinsi Riau memutuskan untuk memperpanjang status "Siaga" darurat kabut asap hingga akhir September mendatang.
Menurut kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, perpanjangan status siaga darurat kabut asap tersebut merupakan langkah yang diambil Pemerintah Riau melalui Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan untuk mengantisipasi terjadinya kembali bencana kebakaran di Riau.
Tips Melindungi Diri dari Risiko Gangguan Kesehatan akibat Kabut Asap
Kabut asap karena kebakaran hutan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi, dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak, juga mereka yang punya penyakir kronik, dengan daya tahan tubuh rendah, akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi. Secara umum berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
Asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dan lain-lain penyebab penyakit (agent), dan buruknya lingkungan.
Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala Balitbang Kemenkes, seperti dikutip dari laman depkes.go.id, berbagi tip melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap, yaitu:
-Masyarakat perlu menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
-Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung, sebaiknya menggunakan masker.
-Minum air putih lebih banyak dan lebih sering.
-Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasihat dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
-Selalu melakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), seperti makan bergizi, tidak merokok, beristirahat yang cukup.
-Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/kantor dan ruang tertutup lainnya.
-Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
-Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu dimasak dengan baik. (Ant/ depkes.go.id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...