BNPB: Antisipasi Musim Hujan dengan Modifikasi Cuaca, Siaga Banjir dan Bangun Crisis Center
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menemui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota terkait dengan wacana menghadapi musim hujan 2013 dan antisipasi banjir di Jakarta, Jumat (11/10).
Usai pertemuan dengan Gubernur, Sutopo kepada awak media menyampaikan prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan masih normal, tapi puncak hujan untuk Jakarta terjadi pada bulan Januari.
Sutopo mengatakan, Gubernur akan keluarkan surat pernyataan siaga banjir. Jika Januari banjir maka akan dikeluarkan pernyataan tanggap darurat.
Antisipasi lain, lanjutnya, modifikasi cuaca akan digelar Desember 2013 sampai Maret 2014, dengan dana 18 miliar rupiah. “Arahan dari pak Jokowi, pakai APBD untuk pelaksanaan teknis modifikasi cuaca, BNPB akan beri pendampingan jika pendanaan belum siap.”
Modifikasi cuaca dengan cara membubarkan gumpalan awan, mengurangi dan jatuhkan di tempat lain atau limpahkan ke laut sehingga hujan yang turun tidak terlalu deras. Pada musim hujan di awal tahun ini Sutopo mengklaim ini terbukti berhasil, maka upaya tersebut akan dilakukan lagi. Pengalaman sebelumnya keberhasilannya bisa 30 – 70 persen, intinya mengatur hujan supaya jangan jatuh bersamaan.
“Atmosfir kita modifikasi, di bawah kita tata,” lanjutnya, mulai dari pompa, tampungan air seperti sumur resapan yang sudah disiapkan, sungai dikeruk lumpur dan sampahnya, sehingga bisa menampung banyak air.
Hal lainnya, akan dilakukan rapat koordinasi (rakor) dengan melibatkan Provinsi Jawa Barat dan Banten yang membahas persoalan banjir Jakarta terkait dengan apa yang terjadi di wilayah Jawa Barat dan Banten, karena sebagian besar air yang mengalir ke Jakarta berasal dari dua wilayah tersebut.
Desember akan ada gladi bersama di Pluit, Bukit Duri, Rawa Buaya, dengan melibatkan komponen yang ada dan masyarakat. Gladi lapangan itu adalah latihan bersama, misalnya, menurut Sutopo, kalau banjir lari ke mana, perlu apa saja, berapa banyak keperluannya seperti sanitasi.
“Kita sudah mengerjakan banyak dalam rangka mengatasi banjir. Permasalahan yang cukup akut seperti di Pluit sudah dinormalisasi,”
“Tanggap darurat yang akan dilakukan fokus utamanya adalah pencarian korban dan pemenuhan kebutuhan warga,”
“Belajar dari pengalaman yang ada, perlu ditingkatkan kerjasama. Contohnya kemarin banyak bantuan untuk Pluit, tapi karena semuanya menumpuk di Kelurahan sehingga tidak bisa didistribusikan.”
“BNPB hanya beri pendampingan, sedangkan pendanaan, manajerial, administrasi, logistik, itu tidak diambil alih,” kata Sutopo.
Crisis Center Jakarta ada di Balai Kota, di bawah tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta, sedangkan jika banjir meluas ditingkat nasional, BNPB, Kemensos, Basarnas akan membangun Crisis Center yang dipusatkan di KemenPU.
Sutopo menjelaskan, nanti juga akan dibentuk satuan reaksi cepat penanggulangan bencana, totalnya ada sekitar 500 peserta yang berasal dari TNI, Polri, kementerian, lembaga, BNPB sendiri, sampai relawan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...