BNPB Siapkan 10.000 Bibit Tanaman Vetiver Antisipasi Longsor
SUKABUMI, SATUHARAPAN.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama berbagai komunitas, menyiapakan 10.000 bibit tanaman vetiver untuk ditanam di lokasi longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Tanaman vetiver ini berfungsi untuk menahan terjadinya erosi, sehingga untuk antisipasi terjadinya longsor susulan di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok. Dalam waktu dekat tanaman itu sudah bisa tertanam," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Sukabumi, Jumat (11/1).
Tanaman vetiver merupakan sejenis rumput dengan akar tebal dan kuat sehingga mampu melakukan penetrasi pada lapisan tanah.
Tidak hanya tanaman vetiver, pihaknya juga akan menanam sebanyak 2.500 pohon berbatang keras endemik Jawa Barat, seperti pohon buah antara lain alpukat dan sukun. Kemudian untuk tanaman keras seperti rasamala, puspa, kidamar dan lain-lain.
Dia mengharapkan masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan longsor, semakin paham, bahwa menanam tanaman sayuran di lereng gunung atau perbukitan dengan kemiringan yang cukup terjadi seperti di Kampung Garehong ini bisa memicu longsor.
Bahkan, kata dia, di sepanjang jalan menuju lokasi longsor di Sirnaresmi banyak jalan yang sisinya terjal dan tebingnya terkelupas karena pohonnya ditebang, sehingga ini bisa memicu longsor dan jalan terputus.
"Saya diperintahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo untuk memastikan bahwa manajemen bencana ini betul-betul bisa terintegrasi. Sehingga ke depan kita harus mengacu kepada informasi yang dikeluarkan pakar di bidang masing-masing," katanya.
Doni mengatakan, dengan ditanamnya tanaman vetiver ini dalam jangka pendek diharapkan bisa menahan terjadinya longsor susulan di Cimapag. Maka dari itu, pohon campuran yakni pohon buah dan keras pun harus segera ditanam dan lahan ini tidak lagi ditanami tanaman sayuran dan padi. (Antaranews.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...