BNPB: Terjadi Guguran Awan Panas di Puncak Gunung Merapi
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya guguran awan panas Gunung Merapi pada hari Kamis (7/1) pukul 08.02 WIB. Awan panas tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.
Berdasarkan keterangan dari Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, awan panas tersebut meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak. Cuaca dilaporkan berawan di sekitar Gunung Merapi saat terjadi guguran awan panas.
"Arahnya ke Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter," kata Hanik. Jarak guguran awan panas tersebut tidak teramati secara visual karena tertutup kabut. Namun dari rekaman amplitudo dan data rekaman seismiknya diperkirakan tidak lebih dari satu kilometer.
"Jaraknya ini tidak teramati (secara visual) karena tertutup kabut. Kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek," kata Hanik. "Kurang dari satu kilometer. Karena dari data seismiknya cuma 154 detik dan amplitudonya 28 milimeter. Awan panas kecil yang terjadi," imbuhnya.
Hanik menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi tersebut merupakan guguran dan bukan letusan. Dia mengatakan bahwa guguran awan panas tersebut diperkirakan berasal dari gundukan yang terbentuk pada periode sebelumnya, yakni sejak Kamis (31/12) lalu dari lava 1997, yang kemudian meluncur ke arah barat daya menuju Kali Krasak.
Dengan melihat adanya kejadian guguran awan panas tersebut, hingga saat ini pihaknya belum menaikkan status Gunung Merapi dan masih bertahan pada Level III atau Siaga.
Editor : Sabar Subekti
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...