BNPT-Bali Siap Siaga Terhadap Ancaman Terorisme
BADUNG, SATUHARAPAN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan sejumlah perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat di Bali mendeklarasikan kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar selepas acara deklarasi di Badung, Bali, Rabu (29/6), menjelaskan kegiatan itu merupakan upaya menjaga kewaspadaan masyarakat dan memperkuat kerja sama mencegah paham radikal dan ancaman aksi teror.
“Ini sangat penting karena setidak-tidaknya narasi yang terbangun hari ini mengingatkan kembali pada kita semua betapa pentingnya di tengah keragaman bangsa, kita terus membangun semangat api toleransi yang tidak boleh padam,” kata Boy Rafli.
Ia berharap deklarasi kesiapsiagaan ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Bali bergema ke seluruh masyarakat Indonesia.
“Bukan hanya di Bali saja, karena ini disampaikan ke seluruh Indonesia. Mari bersama-sama menjaga dan memelihara kebinekaan bangsa dengan mengedepankan semangat toleransi. Kita punya landasan falsafah yang sangat luar biasa (Pancasila, red.),” katanya
Dalam kegiatan itu, ada lima poin deklarasi yang digaungkan perwakilan kelompok agama, mahasiswa, masyarakat adat, satuan pengamanan adat (pecalang), dan tokoh masyarakat.
Lima poin deklarasi meliputi “setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945”, “menjunjung tinggi kebinekaan”, “bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme”, “mendukung kesiapsiagaan nasional dalam mengantisipasi ancaman terorisme”, dan “siap mewujudkan Indonesia damai”.
Menurut Boy, deklarasi itu penting selalu diserukan demi menciptakan imunitas masyarakat terhadap sikap intoleran dan paham-paham radikal.
“Fenomena global ini di-implant (ditanam) di negara kita, disebarkan virus jahat (intoleransi dan radikalisme) itu, dan mereka mencoba mendapat legitimasi dari sebagian kecil masyarakat kita. Tentunya, apabila didiamkan dia menjadi duri dalam daging,” kata dia.
Oleh karena itu, ia menilai komitmen dari seluruh pihak dibutuhkan karena mencegah ancaman terorisme bukan hanya tugas BNPT dan aparat penegak hukum.
“Kesiapsiagaan nasional sarana mengingatkan unsur-unsur pemerintahan, unsur-unsur masyarakat, dan tokoh agama bahwa kekuatan bangsa Indonesia ada ditoleransi. Jika bangunan toleransi bisa dirawat, diperkuat, dan diperkokoh, maka tidak ada satu pun yang bisa menggoyahkan (Pancasila) yang telah dibentuk serta didirikan leluhur bangsa,” paparnya.
Dalam acara itu, pejabat dan tokoh masyarakat yang turut hadir di antaranya Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, aktivis politik dan perempuan Yenny Wahid, dan Direktur Analisis dan Penyelarasan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Agus Moh. Najib.
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...